Bekasi (ANTARA Sumsel) - Asosiasi Ikan Hias Kota Bekasi, Jawa Barat mencatat jumlah pembudidaya ikan hias di wilayahnya terus menurun setiap tahun akibat faktor ketiadaan lahan.
"Pembudidaya ikan hias sekarang jumlahnya sekitar 400-an. Jumlah ini menurun dari tahun sebelumnya sampai 600-700-an orang," kata Ketua Asosiasi Ikan Hias Kota Bekasi Atep Setiawan, di Bekasi, Minggu.
Usai penutupan acara Pameran Ikan Hias Kota Bekasi Aquabex 2017 di Sentra Promosi Ikan Hias Jalan Pariwisata, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Atep menyatakan perkembangan zaman di Kota Bekasi dengan sektor pembangunan kawasan komersial serta perumahan yang pesat membuat lahan budi daya ikan hias semakin berkurang.
Selain itu, sejumlah rawa yang selama ini menjadi habitat pakan seperti jentik nyamuk, kutu air, dan lainnya perlahan mulai menghilang dan berganti menjadi perumahan klaster maupun pertokoan.
"Sekarang ini paling top kami melakukan budi daya di atas lahan seluas 100-200 meter persegi. Namun mayoritas anggota kami masih di bawah luasan tersebut," katanya lagi.
Situasi ini, kata Atep, sangat jauh berbeda dengan pembudidaya di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang masih bertahan dengan budi daya ikan lokal setempat karena persediaan lahan yang relatif luas.
Pihaknya hanya berkutat pada budi daya indukan ikan hias yang didatangkan dari sejumlah daerah, seperti Papua, Kalimantan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
"Di Bekasi ini banyak eksportirnya, sehingga usaha kami berjalan. 75 persen ekspor ikan hias Indonesia disumbang dari pembudidaya Kota Bekasi dengan 18 eksportir besar di kawasan ini," katanya lagi.
Ikan hasil budi daya itu selanjutnya diekspor ke berbagai negara di dunia, seperti Arab Saudi, Tiongkok, Singapura, Australia, dan lainnya.
Jenis ikan tersebut, di antaranya gosh fish, tiger fish, tetra, arwana, ikan cupang, koi, dan lainnya.
"Permintaan ekspor kami bagus. Dalam sebulan kami bisa memyediakan jutaan ekor ikan hias karena di Kota Bekasi ini menjadi sentra indukan ikan hias yang bagus," katanya pula.
Atep menambahkan, kendala keterbatasan lahan budi daya telah dikomunikasikan pihaknya kepada pemerintah setempat.
"Kami asosiasi berperan memberikan pembinaan secara moril kepada anggota, tapi kekuatan dana tetap dari pemerintah daerah. Kami bersinergi mulai dari bantuan untuk indukan hingga penyediaan sentra penjualan," katanya.