Penenun Tajung Palembang kembangkan kreativitas

id kain tajung, penenun, khas Sumatera Selatan, blongsong, blongket, memanfaatkan pasar

Penenun Tajung Palembang kembangkan kreativitas

Pegrajin kain tajung Palembang (Antarasumsel.com/Feny)

Palembang (Antarasumsel.com) - Sejumlah penenun kain tajung khas daerah yang berdomisili di kawasan Tuan Kentang, Kertapati, Kota Palembang mulai kreatif memunculkan motif berwarna lembut untuk memperluas pasar terutama menyasar kalangan muda.

Ketua Komunitas Wirausaha Muda Kampung (Kowum) Kain Tuan Kentang Syarifuddin, di Palembang, Rabu, mengatakan sejak awal tahun dirinya telah memunculkan baju kemeja pria dengan motif kain tajung berwarna minimalis.

"Produk ini saya namakan `Blongket Dubby` karena memakai motif blonsong-songket dan menggunakan warna biru dongker seperti warna celana jins yang saat ini sedang tren," kata Syarifuddin lagi.

Ia mengatakan sejauh ini respons pasar cukup positif karena terdapat sejumlah pesanan dari beberapa kota di luar Palembang, mengingat pemasaran juga dilakukan melalui media sosial atau secara online. Pesanan berasal dari Medan, Jakarta, Bali hingga Jayapura.

"Rupanya sejak saya berkreasi membuat kemeja pria, pesanan mulai banyak. Selama ini saya dan pedagang lain hanya terpaku untuk membuat kain dan selendang panjang saja," ujar dia lagi.

Dalam desain kemeja pria yang dapat juga dijadikan busana muslim ini, Syarifuddin meletakkan motif kain tanjung atau kain blongket pada salah satu sisi saja. Bisa ditempelkan pada bahan kain dalam posisi tegak, mendatar atau menyamping.

Kesan yang ditimbulkan dari kreasi Blongket Dubby ini, menurut Syarifuddin cukup beragam.

"Bisa terkesan anak muda, bisa juga terkesan klasik karena ada motif benang emas yang timbul," ujar dia lagi.

Tak kalah berkreasi, penenun kain tajung dan blongket di Tuan Kentang, Choirun juga aktif berinovasi sejak setahun terakhir.

"Bukan hanya berkreasi membuat baju, kami juga berkreasi dalam memadupadankan motif kain, terutama dalam mengikuti tren warna saat ini. Ada juga berkreasi dengan kain jumputan," kata Choirun yang memiliki 8 tenaga kerja.

Saat ini wirausaha yang khusus membuat kain tenun tajung, blongsong, blongket (blongsong motif songket), blongket tabur emas (ada variasi benang emas) di kluster Tuan Kentang berjumlah delapan orang.

Mereka diwadahi oleh Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Palembang untuk memajang barang dagangannya di Gerai Kain Tuan Kentang.

Penenun tersebut diperkirakan menghasilkan produk kain tenun setiap pekan berjumlah 450 lembar, dan sejauh ini selalu terserap oleh pasar. Satu lembar kain biasanya dikerjakan selama dua hari oleh seorang tenaga kerja.

Para penenun kain tradisional ini berharap inovasi yang dilakukan bisa bermanfaat pada masa datang, mengingat Palembang akan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII tahun 2018.

"Tentu saat Asian Games nanti kami ingin ambil bagian terutama untuk menawarkan produk oleh-oleh busana khas. Dukungan pemerintah sangat kami butuhkan, dari sisi promosi dan modal," kata Choirun pula.