Dewan kesenian gelar pelatihan tari kreasi

id Dewan Kesenian Metro, kesenian, tari kreasi, menggelar pelatihan, Joko H.P

Dewan kesenian gelar pelatihan tari kreasi

Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat memberikan pelatihan seni tari kreasi sebagai upaya menggali dan melestarikan budaya lokal. (ANTARA/Donatus Dasapurna Putranta)

Muntok (Antarasumsel.com) - Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar pelatihan tari kreasi sebagai upaya menggali, melestarikan, dan mengembangkan budaya daerah.

"Pelatihan diikuti sebanyak 30 orang perwakilan dari 10 sanggar seni yang tersebar di enam kecamatan. Kami berharap melalui kegiatan ini kesenian di Bangka Barat makin berkembang," kata Wakil Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat Joko H.P. di Muntok, Minggu.

Ia mengatakan bahwa pelatihan seni tari kreasi baru mendatangkan narasumber yang cukup kompeten dan memiliki prestasi di kancah seni tari nasional, yaitu Raja Alfirafindra, pengajar di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Pelatihan dilaksanakan selama 3, mulai Jumat (19/5), di salah satu hotel di Muntok itu diikuti penari dan pemain musik dari sanggar seni tari yang aktif.

"Selain melatih menciptakan tari kreasi, kami juga memberikan materi musik pengiring agar nantinya tercipta tarian yang selaras dengan irama pengiring," katanya.

Melalui kegiatan itu diharapkan nantinya akan muncul tari kreasi baru yang berbobot dan masih memiliki pijakan pada pola gerak dasar tari tradisi yang ada di daerah itu.

Menurut Raja Alfirafindra, Muntok dan Belitung memiliki akar kuat dan ragam tari tradisi yang relatif cukup banyak.

"Untuk menciptakan seni tari kreasi, tidak mudah karena seniman harus belajar lebih banyak untuk menguasai seni tari tradisi dan mengembangkannya dalam bentuk kreasi," kata dia.

Penelitian dan dokumentasi terhadap seni tari tradisi perlu dikuatkan dan dimulai secepatnya karena seni gerak tersebut saat ini hanya dikuasai oleh generasi tua.

Generasi muda, kata dia, kurang tertarik untuk belajar seni tradisi karena dianggap kuno, ketinggalan zaman, atau tidak kekinian.

"Padahal, akar budaya lokal adalah tradisi itu, bagaimana bisa berkreasi jika tidak memiliki pemahaman kuat unsur gerak tradisi. Hal ini tugas berat. Namun, harus segera dilakukan sebelum para seniman generasi tua meninggal," katanya.

Selain mendalami seni gerak tradisional, kata dia, etika seni tari Melayu juga perlu dipahami, misalnya gerak tarian pria dan wanita yang cukup jelas memiliki perbedaan karakter.

Agar makin baik dan terjalin padu padan antara gerak dan irama, menurut dia, para pemusik dan pengiring tari juga penting untuk menggali unsur dan nilai lokal.

"Olah vokal dan bahasa perlu diperhatikan agar kreasi yang diciptakan tidak lepas dari kekayaan budaya lokal," katanya.

Pada penutupan pelatihan, para peserta dibagi menjadi dua grup dan diberikan keaempatan untuk menampilkan tari kreasi lengkap dengan iringan musik.

Kelompok pertama menampilkan tari bertema perang ketupat dengan gerak dasar tari kedidi, tari serimbang, dan tari dambus diiringi musik yang menonjolkan pola musik dambus.

Kelompok kedua menampilkan tari bertema ritual ngarak penganten mengambil gerak dasar tari dambus diiringi beberapa pantun yang cukup berhasil membangun suasana ritual mengarak pengantin.

Penutupan yang digelar di halaman tanpa panggung berdekorasi sederhana memanfaatkan daun kering cukup menarik dan mendapatkan sambutan cukup meriah dari puluhan penonton yang hadir dalam kegiatan itu.