Penukal Abab (Antarasumsel.com) - Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Sumatera Selatan yang merupakan daerah otonomi baru pecahan dari Kabupaten Muara Enim, sekarang ini di daerah itu masih ada salah satu Sekolah Dasar beratap daun rumbia dan lantai tanah.
Pantauan Antara, Jumat, terlihat Sekolah Dasar Negeri (SDN) No 33 itu belum tersentuh pembangunan walaupun berada di pusat kota Ibukota Kecamatan Talang Ubi Pendopo.
Lokasi SDN 33 yang terletak di Dusun Sungai Limpah Desa Sungai Ibul Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) terbilang daerah tertinggal, selain itu akses jalan menuju ke sana masih berlumpur dan susah ditempuh, meskipun berada di zona pusat Kota Kecamatan Talang Ubi.
"Selain akses jalan yang sulit ditembus, warga disini juga belum bisa menikmati penerangan listrik dari PLN, meskipun hanya berjarak 10 kilometer dari Kota Pendopo. Mirisnya sarana dan prasarana penunjang pendidikan di sana juga sangat jauh dari kata layak," kata Ipin (40) Kepala Dusun (jabatan pemerintahan di bawah kepala desa-red).
Ia menjelaskan, bangunan sekolah yang berukuran 8 x 5 meter terbuat dari kepingan papan beratap dari daun rumbia/nipah berlantaikan tanah.
Ia menilai, kondisi demikian menandakan kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten PALI juga Dinas Pendidikan Nasional setempat untuk mendukung mencerdaskan kehidupan bangsa di bidang pendidikan.
"Saya selaku Kepala Dusun Sungai Limpah berharap Pemerintah Kabupaten PALI untuk memperhatikan pendidikan di dusunnya terutama penyediaan sarana dan prasarana sekolah," katanya.
Ia menegaskan bahwa masyarakat setempat melalui kepala desa telah berulang kali mengusulkan dibangunkan sekolah, tapi belum ada tanggapan.
Hingga akhirnya, warga secara gotong-royong membuat bangunan sementara terbuat dari papan beratapkan daun rumbia untuk dijadikan tempat belajar bagi anak-anak setempat.
"Bangunan sementara ini dibuat swadaya, karena anak-anak kami sebelumnya bersekolah ke Simpang Raja Kelurahan Handayani Mulya yang jaraknya cukup jauh sekitar tujuh kilometer dengan kondisi jalan apabila musim hujan sulit dijangkau," kata Ipin.
Menurut dia, masyarakat juga sering mengusulkan pembangunan sekolah ke Dinas Pendidikan setempat, tapi belum ada respon hingga akhirnya kepala desa memutuskan menggunakan Dana Desa (DD) untuk membangun sekolah ini.
"Meskipun tempat belajar yang kurang memadai, tapi tidak menyurutkan semangatnya untuk memberikan ilmu kepada anak-anak didik," kata R M Jelita (20) satu-satunya guru yang mengajar di SDN 33 kelas jauh Talang Ubi itu menambahkan.
Menurut dia, ia tergerak mengajar di sini, karena memang terlahir di desa itu untuk membangun generasi cerdas agar bisa maju meskipun di daerah terpencil.
"Saya juga semangat mengajar karena melihat anak-anak di sini perlu pendidikan yang layak ditengah serba kekurangan sarana,"ungkapnya.
Masyarakat meminta Pemkab melalui Dinas Pendidikan Kabupaten PALI memperhatikan sekolah tersebut, karena para siswa di sini juga perlu mendapat pendidikan yang layak serta menambah tenaga guru, kata Ipin menambahkan.