Selain vaksinasi, ia juga merekomendasikan agar menggunakan masker bila berada di tempat yang berisiko tertular virus, mencuci tangan. “Nah itu tetap kita harapkan kita tetap terapkan di masyarakat dan itu bisa memutuskan penularan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia merekomendasikan bagi anak yang mengalami batuk yang panjang hingga nafas kembang kempis dan bunyi agar dapat membawa anak ke rumah sakit untuk diperiksa dan mendapatkan perawatan yang tepat.
“Insting ibu kalau sudah kayanya berat ya, sudah nggak bisa makan, sudah sesak sekali, nggak mau makan minum jangan dipaksakan nanti malah bahaya bisa tersedak ke dalam paru jika kondisi batuk berat seperti itu,” katanya.
Sebab, batuk tersebut berpotensi menyebabkan henti napas sehingga anak harus segera dibawa ke rumah sakit.
Terlebih bila anak memiliki penyerta atau komorbid seperti asma, atau kelainan jantung mampu memperberat kondisi anak.
Batuk pertusis, kata dia kadang diketahui juga sebagai batuk seratus hari atau batuk rejan, hal ini menjadi hal yang patut diperhatikan oleh para orang tua sebab dapat berakibat fatal.
“Batuk-batuk sampai nggak bisa narik napas dan berat buat bayi itu bisa sampai biru, akibatnya makin menginfeksi karena ada bakteri pertusisnya yang nyerang saluran napasnya,” pungkasnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter ungkap vaksinasi ibu hamil beri perlindungan bagi bayi
Dokter ungkap vaksinasi ibu hamil beri perlindungan bagi bayi

Ilustrasi - Wanita hamil mengikuti vaksinasi pada kegiatan pencanangan vaksinasi khusus ibu hamil. (ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus)