Penyebaran penyakit demam babi ini ditemukan pada daerah sentra peternakan babi di antaranya di Provinsi Bali, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua."Saat ini banyak ditemukan di Papua, khususnya di Nabire dan Timika, ya, wilayah ini yang akan diselesaikan yang lain aman. Dulu ada di Bali dan sudah ditangani dengan baik," kata Zulkifli.
Zulkifli menegaskan bahwa demam babi tidak bersifat zoonosis atau penyakit menular dari hewan ke manusia, namun dalam hal ini yang menjadi perhatian pemerintah adalah dampak terhadap para peternak babi, khususnya keandalan pasokan daging babi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Satgas Penanggulangan Penyakit Demam Babi Afrika ini ditargetkan dapat terbentuk pada akhir tahun ini dan akan melibatkan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Barantin, kementerian/lembaga teknis lainnya termasuk pemerintah daerah.
"Percepatan, ya, ini (penyakit demam babi) akan kita selesaikan," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia bentuk Satgas Penyakit Demam Babi Afrika