Jakarta (ANTARA) - Psikolog mengingatkan bahwa perilaku doom spending atau belanja berlebihan bisa membahayakan kalau segera tidak disadari dan diatasi.
Menurut psikolog Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D. dari Universitas Gadjah Mada, orang yang melakukan doom spending biasanya sedang stres, cemas, bosan, atau kesepian.
"Doom spending jika tidak disadari maka akan sangat berbahaya. Orang yang mengalami doom spending biasanya sedang mengalami stres, kecemasan, kebosanan, atau bahkan kesepian," katanya ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Kamis.
Orang yang berbelanja secara impulsif dan berlebihan, menurut dia, biasanya ingin mendapatkan kebahagiaan dengan mencari kesenangan atau kepuasan sementara.
Orang yang demikian mungkin menjadikan kesenangan dari perilaku yang demikian sebagai penutup rasa sakit atau masalah yang sedang dihadapi.
Namun, kondisi ini juga bisa membuat orang ingin terus melakukan tindakan-tindakan yang membuat mereka sedang dan merasakan kepuasan.