Adapun informasi mengenai dugaan kebocoran data INAFIS pertama kali mencuat melalui platform media sosial X.
Salah satu akun X yang membahas dugaan kebocoran data INAFIS itu ialah @FalconFeedsio. Dalam unggahan FalconFeedsio diketahui data INAFIS tersebut dijual oleh peretas bernama MoonzHaxor di situs dark web BreachForums yang diduga terjadi pada Sabtu (22/6).
Secara singkat peretasan itu dijelaskan mengandung data-data sensitif seperti gambar sidik jari, alamat email, dan aplikasi SpringBoot dengan beberapa konfigurasi. Data tersebut dijual oleh MoonzHaxor seharga 1000 dolar AS (setara Rp16,3 juta).
Selain INAFIS, terbaru FalconFeedsio juga menemukan bahwa peretas yang sama juga turut menjual data dari Badan Intelijen Strategis (BAIS).
Peretasan ini dinilai menjadi dugaan peretasan kedua yang dialami oleh BAIS setelah pada 2021 kondisi serupa pernah terjadi namun saat itu peretasan dilakukan oleh sekelompok peretas dari China.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BSSN klarifikasi soal dugaan kebocoran data INAFIS
Berita Terkait
Pertamina berupaya atasi kebocoran pipa BBM di Jakarta Utara
Selasa, 26 November 2024 13:12 Wib
Muara Enim gelar sosialisasi keamanan informasi cegah kebocoran data
Jumat, 8 November 2024 19:24 Wib
Presiden minta perlunya mitigasi soal kebocoran data NPWP
Kamis, 19 September 2024 16:51 Wib
CISSReC ungkap dugaan kebocoran data BKN
Minggu, 11 Agustus 2024 8:36 Wib
Enam orang selamat dari maut kebakaran
Minggu, 17 Desember 2023 6:45 Wib
Menkominfo tugaskan Ditjen Aptika telusuri dugaan data DPT bocor
Sabtu, 2 Desember 2023 9:56 Wib
Ini langkah Kemenkominfo dalam penanganan dugaan kebocoran data KPU
Rabu, 29 November 2023 17:04 Wib
Andika Perkasa khawatir data pemilih yang dibobol dapat intervensi KPU
Rabu, 29 November 2023 16:23 Wib