“Penyakit Septicaemia Epizootica/Hemorragic Septicaemia/ngorok pada kerbau menyebabkan demam, kerbau berliur dan terdengar ngorok. Hal tersebut disebabkan oleh agen penyakit kuman Pasteurella multocida. Kuman ini menyerang system pernapasan secara akut, sehingga menyebabkan pendarahan pada saluran ini. Kerbau yang menderita akan mengalami kesulitan bernapas, sehingga terdengar ngorok yang sangat jelas, terutama di malam hari," katanya.
Ia menjelaskan sambil menunggu hasil resmi dari uji laboratorium Balai Veteriner Lampung, tim UPTD Puskeswan Pampangan telah melakukan pengobatan massal pada hewan yang sakit dan memberikan vaksinasi kepada 450 ekor kerbau di kecamatan Pampangan, Pangkalan Lampam dan Air Sugihan agar penyebaran virus SE tidak meluas.
“Stok vaksin yang tersedia ada 1.200 dosis untuk kerbau yang masih sehat yang dapat dilakukan vaksinasi," jelasnya.
Ia mengatakan kondisi pemeliharaan hewan kerbau yang diliarkan menjadi tantangan petugas. Sehingga, pelaksanaan tindakan baik pengobatan maupun vaksinasi pada kerbau hanya bisa dilakukan saat malam hari saat kerbau sudah berada di kandang.
Hingga kini tim UPTD Pampangan masih bergerak melakukan pelayanan tindakan pengobatan pada kerbau yang terjangkit dan memvaksinasi kerbau yang masih sehat.
"Kami berharap peternak turut membantu hewan ternaknya disuntik vaksin. Karena penyakit ngorok ini bisa disembuhkan, dan penyakit ini juga tidak menular kepada manusia," kata Sadi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab OKI vaksin ratusan kerbau cegah wabah penyakit ngorok