Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Faisal Parlindungan Sp.PD menyampaikan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalkan peluang mengalami kondisi hipotermia saat mendaki gunung.
Kondisi yang rentan dihadapi oleh para pendaki saat menghadapi penurunan suhu drastis dan cuaca buruk daerah pegunungan itu, menurut dia, bisa ditekan kemungkinan terjadinya dengan persiapan yang baik.
"Dengan persiapan yang baik, risiko hipotermia saat mendaki gunung bisa diminimalkan, sehingga perjalanan tetap aman dan nyaman," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu saat dihubungi ANTARA pada Senin (3/3).
Ia menekankan pentingnya para pendaki mengecek prakiraan cuaca pada masa pendakian serta mempersiapkan rencana perjalanan.
"Hindari perjalanan saat cuaca ekstrem. Jangan mendaki sendirian, dan pastikan anggota tim tahu cara mengatasi hipotermia jika terjadi keadaan darurat," katanya.
Ia menyarankan para pendaki menyiapkan bekal pakaian berlapis untuk menghadapi cuaca dingin.
Kiat meminimalkan peluang mengalami hipotermia saat mendaki gunung

Arsip Foto - Sejumlah orang mendaki Tanjakan Cinta di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). (ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/wpa)