Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Jumat menguat seiring pelaku pasar mengantisipasi kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dimulai pada Mei 2024.
Kurs Rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi dibuka naik 39 poin atau 0,24 persen menjadi Rp15.726 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp15.765 per dolar AS.
"Rupiah berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS setelah para pelaku pasar mulai mengantisipasi pemangkasan suku bunga acuan AS akan dilakukan di bulan Mei," kata pengamat pasar uang Ariston Jendra kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ariston menuturkan klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang dirilis Kamis (1/2) dan data Non Farm Payroll versi Automatic Data Processing (ADP) yang dirilis Rabu malam (31/2) menunjukkan pelemahan situasi tenaga kerja AS. Keduanya dirilis lebih buruk dari ekspektasi pasar.
Klaim tunjangan pengangguran meningkat menjadi 224 ribu, dibanding harapan pasar sebesar 213 ribu. Sedangkan data tenaga kerja ADP Januari 2024 mencatat 107 ribu pekerjaan, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 145 ribu pekerjaan, dan turun dari sebelumnya 158 ribu pada Desember 2023.
"Sentimen pasar juga terlihat cukup positif pagi ini dengan indeks saham Asia bergerak menguat pagi ini," ujarnya.
Survei CME FedWatch Tool menunjukkan peluang pemangkasan yang tinggi pada Mei 2024 yaitu sekitar 93 persen.
Di sisi lain, sikap pasar bisa berubah. Pasar masih menantikan data Non Farm Payroll dan komponen tenaga kerja lainnya versi pemerintah yang akan dirilis malam ini.
Oleh karena itu, pelaku pasar mungkin juga menahan diri atau berhati-hati sehingga pelemahan dolar AS mungkin tertahan.
Potensi penguatan rupiah hari ini ke arah Rp15.720 per dolar AS sampai dengan Rp15.700 per dolar AS, dengan potensi pelemahan ke arah Rp15.800 per dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat seiring pasar antisipasi pemangkasan suku bunga AS