OKU tekan angka kematian ibu hamil melalui pengawasan ekstra

id Angka kematian, ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, Dinas Kesehatan OKU

OKU tekan angka kematian ibu  hamil melalui pengawasan ekstra

Pelaksana Tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan OKU Afua Amuri. (ANTARA/Edo Purmana/23)

Baturaja (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan terus berupaya menekan angka kematian ibu hamil akibat melahirkan melalui pendataan dan pengawasan ekstra.

Pelaksana Tugas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes OKU Afua Amuri di Baturaja, Jumat menjelaskan, pendataan terhadap ibu hamil yang berisiko tinggi menjadi salah satu langkah solusi untuk menekan laju Angka Kematian Ibu (AKI) akibat melahirkan di daerah itu.

Pengawasan ekstra pun harus dilakukan oleh para petugas kesehatan setempat, dan ibu hamil juga diberi kemudahan akses pemeriksaan kehamilan maupun pelayanan penunjang lainnya.

Menurut dia, faktor penyebab kematian ibu hamil saat melahirkan sering kali dipicu karena keterlambatan dalam mendeteksi dan mengambil keputusan saat proses rujukan, serta penanganan yang tidak memadai karena kurangnya pengetahuan masyarakat.

“Perlunya mendeteksi faktor risiko kehamilan melalui skrining kesehatan minimal enam kali dan dua kali USG," katanya.

Apalagi, kata dia, layanan pemeriksaan USG saat ini sudah tersedia di 18 puskesmas di Kabupaten OKU yang melayani pemeriksaan ibu hamil menjelang melahirkan secara gratis.

"Untuk pengawasan ekstra kami menginstruksikan para Bidan Desa agar aktif mengunjungi rumah ibu hamil yang memiliki resiko tinggi dan memberikan edukasi terkait bahaya risiko kehamilan," ujarnya.

Melalui upaya-upaya tersebut, Afua berharap angka kematian ibu hamil saat melahirkan di Kabupaten OKU dapat ditekan seminimal mungkin.

Berdasarkan data, lanjut dia, angka kematian ibu hamil di Kabupaten OKU pada tahun 2023 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dimana hanya tercatat sebanyak lima kasus.

"Sementara pada 2022 angka kematian ibu hamil saat melahirkan mencapai 12 kasus," ujarnya.