Jakarta (ANTARA) - Pengabdian matahari untuk menyinari seluruh makhluk di muka bumi pada hari itu hampir usai. Sinarnya pun perlahan mulai menghilang di bawah garis cakrawala sebelah barat.
Sore itu sekitar pukul 17.00 WIB, di sebuah sawah, di Desa Tebing Batu, Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, tampak seorang petani, Ali, masih sibuk dengan pekerjaannya. Memangkas rumput, berbagai jenis tanaman gulma, yang mengganggu pertumbuhan padinya.
Di sela-sela hamparan tanaman padi yang terbentang di sawah seluas satu hektare itu, terlihat banyak tumbuhan meniran ( Phyllanthus urinaria). . Petani itu pun tanpa ragu mencabuti batang meniran, dan membuangnya begitu saja.
Menurutnya, tanaman yang berbentuk seperti putri malu itu memang tumbuh subur di ujung Borneo, Kalimantan Barat. Meski sudah sering dicabut, dan diberi racun rumput, namun meniran masih saja tumbuh dengan sangat baik di sawah, perkebunan, bahkan pekarangan rumah warga.
Dia menyebut bahwa meniran adalah gulma yang sangat mengganggu tanamannya, lantaran bisa tumbuh di mana saja, sama seperti rumput pada umumnya.
Meniran adalah jenis tanaman yang memiliki bentuk batang bulat tegak lurus, tinggi tanaman kebanyakan dua jengkal orang dewasa, namun juga bisa mencapai satu meter lebih dalam kondisi tanah subur.
Berita Terkait
Manfaat "tidur singkat" bagi kesehatan selama ikuti arus mudik
Sabtu, 13 April 2024 13:57 Wib
Studi sebut olahraga 15 menit dapat tingkatkan kekebalan tubuh
Selasa, 9 April 2024 9:06 Wib
Makan alpukat tingkatkan kualitas diet harian
Rabu, 27 Maret 2024 11:01 Wib
BRIN beri kesempatan kepada mahasiswa teliti fenomena matahari
Senin, 18 Maret 2024 3:00 Wib
Garam meja yang difortifikasi asam folat dapat cegah cacat bawaan
Rabu, 13 Maret 2024 7:48 Wib
BRIN teliti manfaat daun kelor untuk atasi stunting dan anemia
Jumat, 8 Maret 2024 9:24 Wib
Di OKU Raya, Bulog salurkan 960 ton beras bantuan pangan
Senin, 26 Februari 2024 22:30 Wib
Diet atlantik bisa kurangi risiko sindrom metabolik
Sabtu, 10 Februari 2024 11:25 Wib