Jakarta (ANTARA) - Pengabdian matahari untuk menyinari seluruh makhluk di muka bumi pada hari itu hampir usai. Sinarnya pun perlahan mulai menghilang di bawah garis cakrawala sebelah barat.
Sore itu sekitar pukul 17.00 WIB, di sebuah sawah, di Desa Tebing Batu, Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, tampak seorang petani, Ali, masih sibuk dengan pekerjaannya. Memangkas rumput, berbagai jenis tanaman gulma, yang mengganggu pertumbuhan padinya.
Di sela-sela hamparan tanaman padi yang terbentang di sawah seluas satu hektare itu, terlihat banyak tumbuhan meniran ( Phyllanthus urinaria). . Petani itu pun tanpa ragu mencabuti batang meniran, dan membuangnya begitu saja.
Menurutnya, tanaman yang berbentuk seperti putri malu itu memang tumbuh subur di ujung Borneo, Kalimantan Barat. Meski sudah sering dicabut, dan diberi racun rumput, namun meniran masih saja tumbuh dengan sangat baik di sawah, perkebunan, bahkan pekarangan rumah warga.
Dia menyebut bahwa meniran adalah gulma yang sangat mengganggu tanamannya, lantaran bisa tumbuh di mana saja, sama seperti rumput pada umumnya.
Meniran adalah jenis tanaman yang memiliki bentuk batang bulat tegak lurus, tinggi tanaman kebanyakan dua jengkal orang dewasa, namun juga bisa mencapai satu meter lebih dalam kondisi tanah subur.