Organisasi keagamaan itu diajak berkolaborasi karena memiliki 171 perguruan tinggi (PTM) yang sepertiganya berbentuk universitas, ribuan SMP dan tingkat MTs, PAUD dan TK lebih dari 20 ribu.
Para peserta mendapatkan materi tentang empat pilar literasi digital. Setelah mendapatkan materi peserta langsung diuji melalui pandu.kominfo.go.id kemudian setelah lulus mendapatkan sertifikat.
Peserta Pandu Digital dikategorikan dalam tiga level, yakni Purwa, Madya, dan Utama. Kemudian juga dimasukkan dalam tiga badge, yakni merah, biru, dan hitam, sebagaimana sabuk dalam olah raga beladiri.
Pandu Digital yang memiliki pengetahuan literasi digital khusus pada sektor tertentu masuk kategori purwa, Pandu Digital yang memiliki pemahaman dan keterampilan penyelesaian masalah dalam literasi digital masuk madya, sedangkan Pandu Digital yang memiliki keahlian dalam menerapkan pemahaman dan keterampilan penyelesaian masalah literasi digital di masyarakat masuk dalam utama.
Menurut data Literasi Digital Nasional, program penetrasi literasi digital masyarakat umum dengan target terpapar sebanyak 12,5 juta se-Indonesia pada tahun 2021 dan 5.5 juta pada tahun 2023.
Disiplin verifikasi
Dalam dunia jurnalistik telah dikenal yang namanya disiplin verifikasi. Konsep ini merupakan salah satu dari sembilan elemen jurnalistik yang dikenalkan oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, melalui bukunya The Element of Journalism: What newspeople should know and The Public Should Expect.
Menurut Agus Sudibyo dalam bukunya Media Massa Nasional Menghadapi Disrupsi Digital disebutkan melalui disiplin verifikasi, wartawan menyaring desas-desus, gosip, ingatan yang keliru serta manipulasi guna mendapatkan informasi yang akurat dan relevan dengan kepentingan publik.
Searah dengan disiplin verifikasi ini publik perlu melatih diri untuk bersikap kritis ketika berhadapan dengan piranti-piranti digital agar tidak terjerembab ke dalam ranjau digital.
Kementerian Kominfo maupun organisasi kemasyarakatan juga telah menghadirkan sejumlah tools atau perangkat yang bisa dimanfaatkan untuk mengecek atau melaporkan ketika kita menjadi korban penjahat digital.
Seperti chatbot literasi digital Siberkreasi bisa diakses pada nomer whatsapp 0811-1059-9977. Terdapat asisten virtual yang akan memandu untuk memahami literasi digital dengan lebih mudah dan menyenangkan.
Terdapat pula Kalimasada, chatbot anti-hoax dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO). Melalui chatbot ini bisa memeriksa atau melaporkan berita hoaks, . Cek fakta terbaru, tips dan trik untuk melawan hoax.
Untuk menguatkan keamanan digital masyarakat juga dianjurkan mengaktifkan 2FA atau Two-Factor Authentication pada setiap aplikasi, seperti e-mail dan media sosial yang kita miliki.
2FA merupakan fitur keamanan tambahan dengan menggunakan proses verifikasi ganda untuk bisa mengakses akun.
Kemudian juga membuat password yang panjang dengan kombinasi karakter angka, huruf besar, tanda baca dan simbol. Pembuatan password yang kuat akan menyulitkan pembobol akun.
Kalau ingin memeriksa kebocoran e-mail bisa cek di periksadata.com, kemudian untuk melaporkan penyalahgunaan nomer telepon bisa melakukan akses ke aduannomor.id.
Literasi digital mesti semakin masif dilakukan agar tidak kalah cepat dengan penjahat siber. Masyarakat juga hendaknya selalu menggunakan panduan yang telah tersedia agar terhindar dari ranjau digital.