Akumulasi lemak daging yang tinggi salah satunya disebabkan oleh tingginya asupan karbohidrat dalam pakan yang tinggi.
Karbohidrat merupakan makronutrien yang berfungsi sebagai sumber energi yang melimpah dan murah. Suplai karbohidrat yang optimum dapat mendukung efisiensi pemanfaatan protein pakan (protein sparing effect), sehingga dapat membantu dalam menurunkan biaya pakan.
Namun penggunaan karbohidrat dalam jumlah besar dapat membawa efek samping, salah satunya adalah akumulasi lemak dalam daging yang selanjutnya dapat berdampak pada kualitas daging seperti timbulnya rasa atau bau lumpur, warna yang kekuningan dan tekstur yang lembek. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah penggunaan kayu manis beserta turunannya.
Sementara, kata Profesor Dedi, daun kayu manis yang dapat meningkatkan kualitas daging ikan banyak terdapat di Indonesia seperti di Pulau Sumatera, khususnya di Kabupaten Kerinci, Jambi dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.
Di sisi lain, Pulau Sumatera merupakan sentra produksi ikan patin yang dibudidaya dengan menggunakan pakan mandiri. Pemanfaatan daun kayu manis bagi pembuat pakan mandiri akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas ikan dan mutu daging ikan.
Dedi menyampaikan, hasil penelitiannya sudah diujicobakan pada skala produksi oleh pembudidaya ikan patin Jambi melalui kerja sama antara Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jambi pada tahun 2018 mengenai inovasi pakan mandiri dengan formula IPB yang mengandung kayu manis.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa ikan patin yang diberi pakan formula IPB mengonsumsi pakan lebih sedikit, namun menghasilkan biomassa panen yang lebih tinggi.
Daging ikan yang diberi pakan formula IPB juga mengandung lemak hampir 50 persen lebih rendah dan kadar protein yang lebih tinggi daripada daging ikan yang mengonsumsi pakan standar, serta memiliki warna yang lebih putih dan tidak berbau.