Jakarta (ANTARA) - Pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom Alfons Tanujaya menyebut gawai yang memiliki terlalu banyak aplikasi rentan diretas.
“Semakin banyak aplikasi, kamu semakin banyak menyediakan pintu untuk orang asing masuk,” kata Alfons saat dihubungi ANTARA, Kamis.
Pada era kemajuan teknologi saat ini, beragam jenis aplikasi semakin menjamur, dengan tujuan untuk menunjang keseharian penggunanya. Namun, tanpa pengetahuan dan kewaspadaan, siapa pun yang lengah dapat menjadi korban eksploitasi data, salah satunya dari aplikasi yang digunakan sehari-hari.
“Setiap aplikasi itu pasti ada setidaknya satu persen atau 0,1 persen celah keamanan. Kalau di handphone ada 10 aplikasi saja berarti kerentanannya 10 kali lipat lebih tinggi,” kata Alfons menjelaskan.
Berita Terkait
Polres OKU imbau semua fihak jaga kondusivitas pascacoblos
Kamis, 28 November 2024 23:00 Wib
Muba tingkatkan kesadaran keamanan informasi
Jumat, 15 November 2024 19:04 Wib
Penerapan transformasi keamanan digital cegah judi daring
Senin, 11 November 2024 9:30 Wib
Muara Enim gelar sosialisasi keamanan informasi cegah kebocoran data
Jumat, 8 November 2024 19:24 Wib
PSSI tambah 103 unit kamera pengawas dukung keamanan SUGBK
Jumat, 8 November 2024 16:22 Wib
Bapanas: Pangan terkontaminasi bisa sebabkan diare dan hepatitis
Jumat, 8 November 2024 9:56 Wib
NATO: Pengiriman pasukan Korut ke Rusia ancam keamanan global
Kamis, 7 November 2024 10:24 Wib
Warga OKU diimbau bijak tanggapi isu negatif jelang Pilkada 2024
Kamis, 31 Oktober 2024 18:29 Wib