Mahasiswa-pelajar Palembang peroleh pembekalan literasi kritis pemilu

id Literasi Kritis,Sekolah Kebangsaan Tular Narar,MAFINDO,Ilmu Komunikasi Fisip Unsri,KPU Palembang,Pemilu 2024

Mahasiswa-pelajar Palembang peroleh pembekalan literasi kritis pemilu

Para peserta pembekalan literasi kritis Sekolah Kebangsaan Tular Nalar Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) memaparkan hasil diskusi interaktif terkait Pemilu 2024, di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (26/2/2023) (ANTARA/M Riezko Bima Elko P)

Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Sebanyak 100 orang mahasiswa dan pelajar dari berbagai lembaga pendidikan negeri serta swasta di Kota Palembang, Sumatera Selatan , Minggu, mendapat pembekalan literasi kritis menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024.

Komisioner KPU Kota Palembang, Munawwaroh, mengatakan peran para peserta pembekalan literasi kritis bagi generasi Z sangat signifikan meningkatkan kualitas demokrasi menuju Pemilu 2024 atas kedekatannya dengan pemanfaatan teknologi.

“Jadi pembekalan seperti ini sangat baik sehingga akan terus dilakukan,” ujarnya.

Ia menyebutkan pihaknya terus melakukan pemuktahiran jumlah pemilih pemula sebagai pemilih pada Pemilu 2024 melalui aplikasi khusus yang dikerjasamakan dengan lembaga pendidikan.

Pembekalan literasi kritis tersebut digelar secara terpusat di Palembang, oleh Sekolah Kebangsaan Tular Nalar Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) bersama Google.org, Akademisi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya (FISIP Unsri), dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota setempat.

Ketua pelaksana literasi kritis Sekolah Kebangsaan Tular Nalar MAFINDO Nurly Meilinda, dalam pemaparannya, Minggu, mengatakan pembekalan literasi kritis bertujuan untuk menciptakan kecakapan para peserta dalam memaknai kebenaran informasi yang beredar menjelang Pemilu.

Untuk diketahui, sebagaimana lazimnya terjadi menjelang Pemilu, tak sedikit informasi yang beredar dari berbagai media tersebut justru menimbulkan kegaduhan masyarakat karena mengandung muatan kebohongan (hoaks) provokasi baik sosial-ekonomi-politik.

“Bahkan dampak informasi hoaks yang saat ini sudah sangat mudah tersebar itu (atas kemajuan teknologi internet) memicu provokasi di lingkungan keluarga sekali pun,” kata dia.

Oleh karena itu, Nurly menyatakan,  literasi kritis penting dipahami bagi ratusan peserta, apa lagi sebagian besar dari mereka masih sebagai pemilih pemula pada pesta demokrasi yang diagendakan berlangsung Februari 2024 mendatang.

Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unsri tersebut mengatakan, pada proses pengajaran literasi kritis secara multi pihak itu menggunakan metode interaktif terfokus dan ilmiah yang disebut dengan Tular Nalar.

Di mana, dengan metode Tular Nalar itu para peserta diajak berdiskusi secara interaktif membahas isu-isu “penetrasi politik” yang beredar, kemudian diajarkan bagaimana mengecek muatan informasi tersebut adalah fakta atau bohong di antaranya memanfaatkan tekonologi internet.

“Metode Tular Nalar ini membuah peserta lebih paham tanggap dalam berpikir kritis di tengah gempuran hoaks menjelang Pemilu 2024,” kata Nurly, kemudian dapat berkontribusi dalam menciptakan situasi yang kondusif untuk meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia.

Untuk diketahui, KPU Palembang memprakirakan data pemilih pemula di kota provinsi Sumatera Selatan tersebut pada Pemilu mendatang mengalami peningkatan sekitar 6-8 persen. Kemudian secara keseluruhan hingga kini jumlah warga Palembang yang tercatat dalam daftar pemilih sementara mencapai 1,143 juta jiwa.

Jumlah pemilih tersebut terus dievaluasi setiap bulan dan segera dilakukan pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih tetap (DPT) sesuai tahapan Pemilu 2024 yakni dimulai pada 14 Oktober 2022 hingga 21 Juni 2023, kata Munawwaroh.