Baturaja (ANTARA) - Lembaga Lingkungan Hidup Jejak Bumi Indonesia (JBI) mendorong petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan untuk membudidayakan tanaman pinang gajah karena memiliki nilai jual tinggi.
Pendiri JBI, Hendra Setyawan di Baturaja, Sabtu, menjelaskan Provinsi Sumatera Selatan memiliki banyak komoditas hasil hutan bukan kayu yang luar biasa dan bernilai jual tinggi, salah satunya tanaman aren dan pinang gajah.
Budi daya pinang gajah ini telah ditelusuri oleh Jejak Bumi Indonesia dengan dukungan penuh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Musi Sumatera Selatan (Sumsel).
"Kami bersama BPDAS-HL Musi Sumsel belum lama ini memantau langsung pengembangan bibit pinang gajah melalui program agroforesty terpadu unggul dan produktif dalam perlindungan DAS yang dikembangkan oleh petani di OKU Selatan," katanya.
Bibit pinang yang telah ditanam petani sejak dua tahun lalu itu antara lain berada di demplot Dusun Setingkul Desa Simpang Sender Utara, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, Kabupaten OKU Selatan dengan hasil panen yang memuaskan.
Untuk saat ini saja secara keseluruhan dari OKU Selatan bisa menghasilkan hasil panen mencapai 50 ton buah pinang kering per bulannya.
"Pinang gajah saat ini menjadi perhatian penuh untuk dikembangkan agar menjadi sumber penghidupan utama bagi masyarakat dari hasil bercocok tanam," ujarnya.
Selain ukurannya yang lebih besar dari jenis pinang lainnya, kualitas biji tanaman berharga ini juga lebih sempurna dan memiliki nilai jual tinggi dibandingkan komoditas karet dan kelapa sawit.
"Pangsa pasarnya pun jelas dengan permintaan pasar tinggi. Banyak negara yang membutuhkan pinang di antaranya India dan China. Oleh sebab itu jenis tanaman ini sangat bagus dibudidayakan untuk mensejahterakan petani," jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan, kata Hendra, pada tahun ini JBI bersama BPDAS-HL Musi Sumsel telah menyalurkan bantuan sebanyak 200 batang bibit pinang gajah untuk petani di Kabupaten OKU Selatan.
"Kami juga berharap dukungan dari pemerintah daerah agar turun tangan untuk mengembangkan produk hasil hutan bukan kayu tersebut supaya dapat menjadi sumber kesejahteraan masyarakat di OKU Selatan," ujar Hendra.