Polwan Polda Sumsel dibekali kemampuan PFA membantu korban bencana

id polwan, polwan Polda Sumsel, dibekali kemampuan PFA, pfa, pertolongan psikologi pertama, trauma healing, pemulihan traum

Polwan Polda Sumsel dibekali kemampuan PFA membantu korban bencana

Polwan (ANTARA/Yudi Abdullah/22)

Palembang (ANTARA) - Sebanyak 100 anggota polisi wanita (Polwan) Polda Sumatera Selatan dibekali kemampuan pertolongan pertama psikologis atau "Psychological First Aid (PFA)" untuk membantu korban bencana.

Kemampuan pertolongan pertama psikolog (PFA) diberikan melalui pelatihan sehari yang digelar Biro Psikologi SDM Polda Sumsel menggandeng tim psikologi BPBD provinsi setempat, di Palembang, Jumat.

Kepala Biro SDM Polda Sumsel, Kombes Pol.Ucu Kuspriyadi menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih Polwan agar bisa berkontribusi dalam membantu masyarakat jika terjadi permasalahan sosial maupun terjadi bencana alam.

"Jika terjadi permasalahan sosial atau terjadi bencana alam maka Polwan yang sudah kita latih Pscyhological First Aid bisa membantu memulihkan trauma (trauma healing) yang dialami masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, Polwan yang diturunkan di lokasi bencana, berperan sebagai tenaga konselor untuk memberikan konseling "trauma healing" kepada masyarakat yang trauma akibat bencana alam maupun permasalahan sosial lainnya.

Pertolongan pertama psikologis, merupakan serangkaian tindakan yang diberikan guna membantu menguatkan mental seseorang yang mengalami krisis.

Pengertian dari peristiwa krisis itu sendiri memiliki pandangan yang berbeda bagi setiap individu.

Hal ini dikarenakan krisis merupakan insiden yang memberikan dampak tekanan dan pengalaman traumatis pada korbannya.

Krisis terjadi berdasarkan penilaian masing-masing individu terhadap suatu peristiwa sehingga tidak bisa disamaratakan.

Pertolongan pertama psikologis tidak bisa diterapkan kepada seluruh orang yang mengalami krisis, hal tersebut merupakan hasil dari bagaimana tiap individu menanggapi krisis yang mereka alami.

Sebagian memiliki reaksi yang cenderung ekstrem, namun sebagian juga memiliki reaksi sebaliknya.

Sebagai penolong, sangatlah penting untuk memperhatikan kebutuhan masing-masing individu dengan tidak memaksakan kehendak mereka.

Adapun para korban yang memiliki reaksi ekstrem dan tergolong membutuhkan PFA seringkali menunjukkan perilaku dan perasaan yang sangat terpukul, mengalami cedera yang cukup serius, bahkan hingga tidak bisa mengurus diri sendiri.

Pertolongan pertama psikologis juga turut memainkan peran untuk menumbuhkan harapan dalam diri korban dengan merasa lebih tenang, aman dan terhubung.

Penolong yang memiliki kemampuan PFA tentunya harus memastikan bahwa seluruh korban yang ditolong memiliki akses terhadap dukungan sosial, emosional, juga fisik yang memadai.

Dalam pelatihan PFA ini, Polwan difokuskan bisa memberikan konseling pemulihan trauma kepada masyarakat yang trauma akibat bencana alam, kata
Kepala Biro SDM Polda Sumsel.