Menko Perekonomian: Pemerintah upayakan suplai minyak goreng berjalan kontinu
Palembang (ANTARA) - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan pemerintah mengupayakan suplai minyak goreng berlangsung secara kontinu di masyarakat untuk mengatasi kelangkaan yang saat ini terjadi.
“Apa yang menjadi harapan masyarakat (minyak goreng mudah didapatkan), tentunya kami akan mengusahakan agar kontinyu suplainya,” kata Airlangga saat memantau pelaksanaan operasi pasar (OP) minyak goreng di Pasar Alang-Alang Lebar, Palembang, Sabtu pagi.
Saat ini pemerintah terus mendorong ketersediaan minyak goreng dengan harga yang terjangkau di masyarakat.
Kegiatan operasi pasar pun gencar dilaksanakan di setiap daerah Tanah Air untuk mengatasi persoalan kelangkaannya dengan mengandeng para produsen minyak goreng. “Tentunya kami juga terus melakukan evaluasi,” katanya.
Ia mengatakan sejauh ini pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 20 persen bagi eksportir bahan baku minyak goreng. Serta, Domestic Price Obligation (DPO) untuk harga bahan baku minyak goreng di dalam negeri.
Melalui kebijakan tersebut diharapkan kebutuhan minyak sawit dalam negeri yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng akan terpenuhi.
Masyarakat pun diharapkan dapat membeli dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi, yakni Rp14.000 per liter (kemasan premium) dan Rp13.500 per liter (kemasan sederhana) dan Rp11.500 per liter (curah).
Dalam kesempatan itu, Airlangga yang didampingi oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga juga sempat berdialog dengan pedagang pasar dan warga setempat terkait kelangkaan minyak goreng.
Para pedagang pada umumnya menyampaikan harapannya, agar harga bahan kebutuhan pokok terjangkau sehingga daya beli masyarakat dapat meningkat.
Khusus minyak goreng, pedagang mengeluhkan karena kurang lebih satu bulan tak mendapatkan pasokan barang dari distributor.
“Barang (minyak goreng) tidak ada pak, ada harga tapi tak ada barang. Kami tidak disuplai oleh distibutor,” kata Ali, pedagang Alang-Alang Lebar ketika berdialog dengan Airlangga.
Sementara itu, warga Palembang menyerbu Operasi Pasar minyak goreng di Pasar Alang-Alang Lebar sejak Sabtu pagi, yang merupakan kerja sama pemerintah dengan produsen. Hingga pukul 11.00 WIB, antrean warga masih mengular.
Warga yang sebagian besar ibu-ibu mengantre untuk membeli dua liter minyak goreng kemasan sederhana merek Fortune senilai Rp27.000. Sedangkan, untuk minyak curah Rp11.500 per liter dengan kuota berkisar 5 liter per orang.
Elma, warga setempat mengatakan dirinya mengantre untuk mendapatkan minyak goreng ini sejak pagi.
“Susah dapat minyak sekarang, kalau pun ada di warung harganya mahal Rp21.000 hingga Rp24.000 per liter. Jadi saya kejar OP ini,” kata Elma yang membeli minyak curah sebanyak 4 liter.
Dalam OP ini pemerintah dan produsen menyediakan sebanyak 7.000 liter minyak goreng jenis kemasan sederhana dan 7 ton liter minyak goreng jenis curah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
“Apa yang menjadi harapan masyarakat (minyak goreng mudah didapatkan), tentunya kami akan mengusahakan agar kontinyu suplainya,” kata Airlangga saat memantau pelaksanaan operasi pasar (OP) minyak goreng di Pasar Alang-Alang Lebar, Palembang, Sabtu pagi.
Saat ini pemerintah terus mendorong ketersediaan minyak goreng dengan harga yang terjangkau di masyarakat.
Kegiatan operasi pasar pun gencar dilaksanakan di setiap daerah Tanah Air untuk mengatasi persoalan kelangkaannya dengan mengandeng para produsen minyak goreng. “Tentunya kami juga terus melakukan evaluasi,” katanya.
Ia mengatakan sejauh ini pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 20 persen bagi eksportir bahan baku minyak goreng. Serta, Domestic Price Obligation (DPO) untuk harga bahan baku minyak goreng di dalam negeri.
Melalui kebijakan tersebut diharapkan kebutuhan minyak sawit dalam negeri yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng akan terpenuhi.
Masyarakat pun diharapkan dapat membeli dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi, yakni Rp14.000 per liter (kemasan premium) dan Rp13.500 per liter (kemasan sederhana) dan Rp11.500 per liter (curah).
Dalam kesempatan itu, Airlangga yang didampingi oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga juga sempat berdialog dengan pedagang pasar dan warga setempat terkait kelangkaan minyak goreng.
Para pedagang pada umumnya menyampaikan harapannya, agar harga bahan kebutuhan pokok terjangkau sehingga daya beli masyarakat dapat meningkat.
Khusus minyak goreng, pedagang mengeluhkan karena kurang lebih satu bulan tak mendapatkan pasokan barang dari distributor.
“Barang (minyak goreng) tidak ada pak, ada harga tapi tak ada barang. Kami tidak disuplai oleh distibutor,” kata Ali, pedagang Alang-Alang Lebar ketika berdialog dengan Airlangga.
Sementara itu, warga Palembang menyerbu Operasi Pasar minyak goreng di Pasar Alang-Alang Lebar sejak Sabtu pagi, yang merupakan kerja sama pemerintah dengan produsen. Hingga pukul 11.00 WIB, antrean warga masih mengular.
Warga yang sebagian besar ibu-ibu mengantre untuk membeli dua liter minyak goreng kemasan sederhana merek Fortune senilai Rp27.000. Sedangkan, untuk minyak curah Rp11.500 per liter dengan kuota berkisar 5 liter per orang.
Elma, warga setempat mengatakan dirinya mengantre untuk mendapatkan minyak goreng ini sejak pagi.
“Susah dapat minyak sekarang, kalau pun ada di warung harganya mahal Rp21.000 hingga Rp24.000 per liter. Jadi saya kejar OP ini,” kata Elma yang membeli minyak curah sebanyak 4 liter.
Dalam OP ini pemerintah dan produsen menyediakan sebanyak 7.000 liter minyak goreng jenis kemasan sederhana dan 7 ton liter minyak goreng jenis curah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.