Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) komitmen untuk berkontribusi sebesar 60 persen dari target inklusi keuangan yang ditetapkan pemerintah sebesar 90 persen pada 2024, kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari.“Merujuk pada jumlah nasabah, hingga saat ini BRI berkontribusi telah melakukan inklusi sebesar 43 persen,” kata Supari dalam, keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.
Pada kuartal II 2021, jumlah nasabah BRI tercatat sebesar 89 juta atau 43 persen dari total penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 15 tahun sebesar 205 juta menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) di Februari 2021.
“Menjadi bank yang terbesar secara aset dan tersebar jaringan kerja di seluruh Indonesia, BRI sebagai mitra strategis pemerintah, memiliki peran khusus melakukan inklusi dan literasi keuangan kepada kalangan yang belum tersentuh akses perbankan seperti penerima manfaat program pemerintah,” ujar Supari.
Ia menambahkan, melalui Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia, BRI mampu memberikan pelayanan yang memudahkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menerima bantuan pemerintah. Dengan cara ini BRI memerdekakan UMKM dan meningkatkan inklusi keuangan nasional.
BRI pun menyalurkan kredit hingga Rp670 triliun kepada UMKM pada kuartal II 2020 meski di tengah pandemi COVID-19. Penyaluran kredit BRI juga meningkat menjadi sebesar Rp730,9 triliun pada kuartal II 2021.
Selain menyalurkan kredit, BRI juga turut meningkatkan efektivitas pemberdayaan UMKM. Hal ini dilakukan BRI dengan mengelompokkan UMKM penerima manfaat pemerintah berdasarkan level usaha, feasibility, dan kemampuan mengakses layanan perbankan.
“Pengelompokan tersebut berguna untuk menentukan jenis pemberdayaan yang dapat bantuan peningkatan produksi atau pemenuhan iterasi, melalui literasi dasar, bisnis, hingga digital,” imbuh Supari.
BRI juga berinovasi dalam pemberdayaan UMKM di tengah COVID-19 dengan mengembangkan platform pemberdayaan online terpadu yang dapat diakses oleh seluruh pelaku UMKM secara gratis.
“Berbagai fitur dapat dinikmati, dari self assessment scoring, forum UMKM, hingga etalase produk para pelaku UMKM, mewujudkan mereka memiliki wadah untuk berkomunikasi dan memamerkan produknya,” ucapnya.