KOI distribusikan uang saku atlet Olimpiade Tokyo
Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) pada Jumat mulai mendistribusikan uang saku kepada setiap atlet, pelatih, dan ofisial yang akan berangkat ke Olimpiade Tokyo pada Sabtu (17/7) malam.
Jumlah uang saku yang diberikan, yakni 335 dolar AS atau sekitar Rp4,8 juta per hari.
“Alhamdullilah, termin pertama sudah tersalurkan hari ini. Rinciannya, uang saku perjalanan pulang dan pergi serta uang saku lima hari pertama yang kami bayar secara penuh ke rekening masing-masing,” kata Sekretaris Jenderal KOI Ferry J Kono dalam pers rilis KOI, Jumat.
Termin selanjutnya akan didistribusikan setiap dua hari, tetapi hanya 70 persen dari jumlah yang diterima. Sedangkan 30 persen sisanya dipastikan dapat dicairkan saat kepulangan mereka ke Tanah Air. Menurut Ferry, sistem tersebut sudah sesuai dengan tata kelola keuangan yang ditetapkan Kementerian Keuangan.
Rombongan besar kontingen Indonesia ke Jepang dipimpin langsung oleh Chef de Mission Olimpiade Tokyo Rosan P Roeslani dan Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari menggunakan pesawat komersial pada Sabtu (17/7) malam. Kloter selanjutnya dijadwalkan berangkat pada 20 Juli dan terakhir pada 24 Juli didampingi Sekjen KOI.
Sementara itu, 11 atlet cabang bulu tangkis yang tengah menjalani pemusatan latihan di Kumamoto sejak 8 Juli akan mulai masuk Kampung Atlet pada 18 Juli. Mobilisasi akan dibantu KBRI di Tokyo bersama tim advance KOI yang telah tiba di Jepang pada hari ini.
“Untuk bulu tangkis yang sudah berada di Jepang, uang saku sudah kami distribusikan. Namun, atletik karena keberangkatannya 24 Juli jadi baru kami salurkan sekitar dua hari sebelum keberangkatan. Jumlah uang saku yang diberikan 335 dolar AS (sekitar Rp4,8 juta) per hari,” terang Ferry.
Merujuk pada aturan pemerintah, lanjut Ferry, khusus uang saku perjalanan pulang dan pergi, yang diberikan hanya 40 persen dari uang saku harian. Dengan demikian, nominal yang didapatkan sekitar 134 dolar AS (sekira Rp1,9 juta).
Selain uang saku harian, KOI dan CdM melalui Indonesia Olympic Solidarity Program juga akan menyalurkan support grant kepada para atlet yang memasuki arena pertandingan Olimpiade.
Sebanyak 28 atlet masing-masing akan menerima 1.500 dolar AS atau sekitar Rp22 juta, sedangkan 17 pelatih masing-masing mendapatkan 1.000 dolar AS (sekira Rp14,5 juta).
“Khusus atlet cadangan dari cabor surfing kami berikan 500 dolar AS. Apabila akhirnya tampil akan kami samakan jumlahnya. Yang jelas ini adalah komitmen kami, KOI dan CdM serta sinergi dengan Kemenpora untuk memastikan atlet-atlet yang tampil di Olimpiade ini mendapat haknya dengan lancar,” tutup dia.
Jumlah uang saku yang diberikan, yakni 335 dolar AS atau sekitar Rp4,8 juta per hari.
“Alhamdullilah, termin pertama sudah tersalurkan hari ini. Rinciannya, uang saku perjalanan pulang dan pergi serta uang saku lima hari pertama yang kami bayar secara penuh ke rekening masing-masing,” kata Sekretaris Jenderal KOI Ferry J Kono dalam pers rilis KOI, Jumat.
Termin selanjutnya akan didistribusikan setiap dua hari, tetapi hanya 70 persen dari jumlah yang diterima. Sedangkan 30 persen sisanya dipastikan dapat dicairkan saat kepulangan mereka ke Tanah Air. Menurut Ferry, sistem tersebut sudah sesuai dengan tata kelola keuangan yang ditetapkan Kementerian Keuangan.
Rombongan besar kontingen Indonesia ke Jepang dipimpin langsung oleh Chef de Mission Olimpiade Tokyo Rosan P Roeslani dan Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari menggunakan pesawat komersial pada Sabtu (17/7) malam. Kloter selanjutnya dijadwalkan berangkat pada 20 Juli dan terakhir pada 24 Juli didampingi Sekjen KOI.
Sementara itu, 11 atlet cabang bulu tangkis yang tengah menjalani pemusatan latihan di Kumamoto sejak 8 Juli akan mulai masuk Kampung Atlet pada 18 Juli. Mobilisasi akan dibantu KBRI di Tokyo bersama tim advance KOI yang telah tiba di Jepang pada hari ini.
“Untuk bulu tangkis yang sudah berada di Jepang, uang saku sudah kami distribusikan. Namun, atletik karena keberangkatannya 24 Juli jadi baru kami salurkan sekitar dua hari sebelum keberangkatan. Jumlah uang saku yang diberikan 335 dolar AS (sekitar Rp4,8 juta) per hari,” terang Ferry.
Merujuk pada aturan pemerintah, lanjut Ferry, khusus uang saku perjalanan pulang dan pergi, yang diberikan hanya 40 persen dari uang saku harian. Dengan demikian, nominal yang didapatkan sekitar 134 dolar AS (sekira Rp1,9 juta).
Selain uang saku harian, KOI dan CdM melalui Indonesia Olympic Solidarity Program juga akan menyalurkan support grant kepada para atlet yang memasuki arena pertandingan Olimpiade.
Sebanyak 28 atlet masing-masing akan menerima 1.500 dolar AS atau sekitar Rp22 juta, sedangkan 17 pelatih masing-masing mendapatkan 1.000 dolar AS (sekira Rp14,5 juta).
“Khusus atlet cadangan dari cabor surfing kami berikan 500 dolar AS. Apabila akhirnya tampil akan kami samakan jumlahnya. Yang jelas ini adalah komitmen kami, KOI dan CdM serta sinergi dengan Kemenpora untuk memastikan atlet-atlet yang tampil di Olimpiade ini mendapat haknya dengan lancar,” tutup dia.