Mahasiswa Indonesia juarai lomba di Jepang lewat aplikasi revolusioner
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah mahasiswa Indonesia menjuarai "Higashihiroshima City Student Start-Up Challenge 2023" yang diadakan Hiroshima Love It Consortium pada 28 Juni-31 Desember, dengan membuat "The Nihongo Lingolink Multipreter Applications" (The NLM Apps), sebuah aplikasi revolusioner terkait pencarian penerjemah profesional.
"Prestasi mahasiswa Indonesia ini tidak hanya mencerminkan dedikasi dan kerja keras, tetapi juga kemampuan kreatif dan inovatif yang luar biasa. Kemampuan mereka untuk menghasilkan ide-ide brilian dan menerapkannya dalam dunia wirausaha merupakan aset berharga bagi Indonesia," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Mahasiswa yang tergabung dalam tim "Merah Putih" itu beranggotakan Radyan Putra Pradana, Reza Abdullah, Regi Wijaya Sasmita dan Nur Laili Ma'rufah. Mereka berhasil mengusung ide untuk pembuatan The NLM Apps, yang bertujuan memberikan kemudahan bagi pengguna, terutama orang asing, dalam menemukan penerjemah bahasa Jepang profesional yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengguna aplikasi itu dapat dengan mudah, aman, dan terpercaya memesan layanan penerjemahan untuk berbagai keperluan, seperti pertemuan bisnis dengan mitra asing, kunjungan survei, seminar dan konsultasi kesehatan di klinik asing.
Aplikasi tersebut memiliki keunikan yakni mampu menyediakan penerjemah yang sesuai dengan anggaran dan kebutuhan pengguna melalui tiga langkah mudah (“temukan-hubungi-pesan”) serta nantinya ditargetkan dapat diakses melalui perangkat seluler dengan sistem operasi Android maupun iOS serta mencakup seluruh wilayah Jepang.
Menurut Yusli, dalam era yang semakin kompetitif, inovasi menjadi kunci untuk mencapai kemajuan.
"Mereka telah membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat internasional," lanjutnya,
Dia berharap prestasi tersebut akan menginspirasi mahasiswa lainnya di Hiroshima University dan di seluruh Indonesia.
Sementara itu, ketua tim Merah-Putih, Reza Abdullah, mengungkapkan rasa bangga atas pencapaian tersebut.
"Kami sangat senang bisa terpilih dalam kompetisi dan berkesempatan mengembangkan inovasi di Jepang, yang pada kali ini menjadi satu-satunya kontestan internasional khususnya perwakilan WNI di antara 10 besar yang didominasi warga negara Jepang," katanya.
Menurut dia, pencapaian yang diraih ini adalah bukti bahwa ide-ide kreatif dan solusi inovatif dari Indonesia dapat bersaing di tingkat internasional.
Lomba yang diikuti sebanyak 19 tim dan bukan hanya dari mahasiswa Jepang tersebut juga dinilai menjadi sebuah tantangan bagi kalangan pelajar tingkat pendidikan tinggi untuk menerapkan ide-ide kreatif dalam bidang wirausaha dan inovasi.
Selain memperoleh dana sebesar 300,000 yen (sekitar Rp31 juta), para juara lomba juga akan berkesempatan mendapat pendampingan dalam pengembangan bisnis dari para profesional akademisi dan perusahaan rintisan bisnis terkemuka selama tiga bulan atau tepatnya pada periode Oktober-Desember 2023.
Prestasi tim Merah-Putih bukan hanya sebuah kebanggaan bagi Indonesia, tetapi juga sebuah inspirasi untuk para mahasiswa di seluruh dunia yang bermimpi mengubah ide kreatif mereka menjadi kenyataan bisnis yang sukses, menurut pernyataan tersebut.
"Prestasi mahasiswa Indonesia ini tidak hanya mencerminkan dedikasi dan kerja keras, tetapi juga kemampuan kreatif dan inovatif yang luar biasa. Kemampuan mereka untuk menghasilkan ide-ide brilian dan menerapkannya dalam dunia wirausaha merupakan aset berharga bagi Indonesia," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Mahasiswa yang tergabung dalam tim "Merah Putih" itu beranggotakan Radyan Putra Pradana, Reza Abdullah, Regi Wijaya Sasmita dan Nur Laili Ma'rufah. Mereka berhasil mengusung ide untuk pembuatan The NLM Apps, yang bertujuan memberikan kemudahan bagi pengguna, terutama orang asing, dalam menemukan penerjemah bahasa Jepang profesional yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengguna aplikasi itu dapat dengan mudah, aman, dan terpercaya memesan layanan penerjemahan untuk berbagai keperluan, seperti pertemuan bisnis dengan mitra asing, kunjungan survei, seminar dan konsultasi kesehatan di klinik asing.
Aplikasi tersebut memiliki keunikan yakni mampu menyediakan penerjemah yang sesuai dengan anggaran dan kebutuhan pengguna melalui tiga langkah mudah (“temukan-hubungi-pesan”) serta nantinya ditargetkan dapat diakses melalui perangkat seluler dengan sistem operasi Android maupun iOS serta mencakup seluruh wilayah Jepang.
Menurut Yusli, dalam era yang semakin kompetitif, inovasi menjadi kunci untuk mencapai kemajuan.
"Mereka telah membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat internasional," lanjutnya,
Dia berharap prestasi tersebut akan menginspirasi mahasiswa lainnya di Hiroshima University dan di seluruh Indonesia.
Sementara itu, ketua tim Merah-Putih, Reza Abdullah, mengungkapkan rasa bangga atas pencapaian tersebut.
"Kami sangat senang bisa terpilih dalam kompetisi dan berkesempatan mengembangkan inovasi di Jepang, yang pada kali ini menjadi satu-satunya kontestan internasional khususnya perwakilan WNI di antara 10 besar yang didominasi warga negara Jepang," katanya.
Menurut dia, pencapaian yang diraih ini adalah bukti bahwa ide-ide kreatif dan solusi inovatif dari Indonesia dapat bersaing di tingkat internasional.
Lomba yang diikuti sebanyak 19 tim dan bukan hanya dari mahasiswa Jepang tersebut juga dinilai menjadi sebuah tantangan bagi kalangan pelajar tingkat pendidikan tinggi untuk menerapkan ide-ide kreatif dalam bidang wirausaha dan inovasi.
Selain memperoleh dana sebesar 300,000 yen (sekitar Rp31 juta), para juara lomba juga akan berkesempatan mendapat pendampingan dalam pengembangan bisnis dari para profesional akademisi dan perusahaan rintisan bisnis terkemuka selama tiga bulan atau tepatnya pada periode Oktober-Desember 2023.
Prestasi tim Merah-Putih bukan hanya sebuah kebanggaan bagi Indonesia, tetapi juga sebuah inspirasi untuk para mahasiswa di seluruh dunia yang bermimpi mengubah ide kreatif mereka menjadi kenyataan bisnis yang sukses, menurut pernyataan tersebut.