Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mengharapkan kereta ringan Light Rail Transit yang diproduksi BUMN PT INKA (Persero) dapat diekspor ke negara-negara lain.“Untuk negara-negara lain kita sudah ekspor kereta ke Bangladesh, ke Filipina, dan kita harapkan LRT juga akan seperti itu,” ujar Presiden Jokowi saat meninjau Stasiun LRT Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Stasiun Harjamukti Cibubur, Jakarta, Rabu.
Kereta ringan LRT yang diuji Presiden Jokowi pada pagi hari ini adalah LRT Jabodebek, yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2022.
Kereta LRT tersebut diproduksi oleh PT INKA, sementara konstruksi LRT dibangun oleh PT Adhi Karya.
Presiden mengatakan pengalaman membangun konstruksi dan kereta LRT sangat dibutuhkan oleh industri di Indonesia. Hal itu akan berguna ketika LRT buatan domestik sudah diekspor ke negara-negara lain. Teknologi konstruksi yang dibuat oleh perusahaan di Indonesia juga akan dibutuhkan oleh negara-negara importir LRT dari Indonesia.
“Saya kira pengalaman pembangunan yang seperti ini yang kita butuhkan, sehingga kita memiliki pengalaman membangun konstruksi LRT, pengalaman membangun keretanya oleh PT INKA sehingga ini jadi fondasi apabila kita membangun LRT untuk negara-negara lain,” jelas Presiden Jokowi.
Hingga saat ini, realisasi pembangunan LRT Jabodebek sudah 84,7 persen. Pada April 2022, LRT Jabodebek akan diujicoba dan ditargetkan resmi beroperasi pada Juni 2022.
Berdasarkan keterangan dari laman resmi PT. KAI selaku operator LRT Jabodebek, disebutkan bahwa setiap rangkaian LRT Jabodebek terdiri atas 6 kereta.
Dalam kondisi normal, setiap rangkaian mampu melayani 740 penumpang yang terdiri dari 174 dalam posisi duduk dan 566 dalam posisi berdiri. Dalam kondisi padat, kapasitasnya mampu mencapai 1.308 penumpang.
Kereta LRT Jabodebek menggunakan sumber daya dari rel ketiga (third rail) dengan tegangan suplai daya sebesar 750 VDC. LRT Jabodebek didesain mampu mencapai kecepatan 90 km/h, sedangkan kecepatan operasi maksimum mencapai 80 km/h.