Walhi Sumsel kritik pengembangan Pulau Kemaro jadi taman impian
Palembang (ANTARA) - Aktivis Walhi Sumatera Selatan mengkritik rencana Pemerintah Kota Palembang mengembangkan Pulau Kemaro di kawasan Sungai Musi menjadi taman impian seperti Ancol di DKI Jakarta.
"Pembangunan Pulau Kemaro akan merusak histori, sosial, budaya dan mengancam masa depan keberlanjutan ekologis," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, M.Hairul Sobri di Palembang, Rabu.
Dia menjelaskan, Pemkot Palembang berkomitmen untuk menjadikan Pulau Kemaro layaknya destinasi wisata Taman Impian Jaya Ancol di DKI Jakarta.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemkot telah membuka lahan seluas 25 hektare dan membangun sejumlah bungalow di areal kawasan pulau tersebut.
Proyek yang ditargetkan rampung pada 2023 itu membutuhkan dana cukup besar mencapai Rp1,4 triliun.
Untuk mengatasi masalah dana pengembangan Pulau Kemaro yang cukup besar, Pemkot Palembang menggandeng berbagai sumber pendanaan seperti menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility-CSR) dari BUMN dan juga mengundang investor untuk menanamkan modal di kawasan tersebut.
Atas hal tersebut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel berpendapat rencana pembangunan itu dikhawatirkan berdampak buruk pada perikehidupan warga Bumi Sriwijaya itu.
Kemudian berbagai dampak lingkungan seperti berkurangnya atau tertutupnya daerah resapan air di daerah aliran sungai Musi yang dapat memicu banjir di wilayah tersebut.
Tidak hanya dampak lingkungan, pembangunan juga akan berdampak bagi sumber-sumber penghidupan masyarakat sekitar pulau
Pengembangan secara berlebihan itu harus dihentikan dan fokus mengelola Pulau Kemaro sebagai objek wisata yang menonjolkan suasana alam dengan orisinalitasnya.
Harusnya pemkot memperhatikan bagaimana mengembangkan potensi yang ada dalam aktivitas masyarakat lokal sehingga menjadi daya tarik baru bagi pengembangan wisata, bukan dengan melakukan pembangunan yang justru akan merusak nilai historis dan menggerus harapan, ujar Sobri.
Sementara sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani menjelaskan bahwa pihaknya berupaya menata ulang kawasan objek wisata Pulau Kemaro seluas 30 hektare untuk menambah daya tarik agar wisatawan lokal dan mancanegara berkunjung ke kota pempek itu.
"Pulau Kemaro yang berada di tengah Sungai Musi sekitar kawasan pabrik PT Pusri, dengan penataan ulang dan penambahan fasilitas hiburan modern seperti taman impian Ancol bisa menjadi salah satu objek wisata unggulan," ujarnya.
Untuk melakukan penataan ulang, pada tahun ini pihaknya membentuk tim percepatan penataan dan pengembangan Pulau Kemaro.
Selain menggunakan dana APBD, untuk melakukan penataan dan pengembangan kawasan objek wisata tersebut pihaknya juga mengajak investor., kata Isnaini.
"Pembangunan Pulau Kemaro akan merusak histori, sosial, budaya dan mengancam masa depan keberlanjutan ekologis," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumsel, M.Hairul Sobri di Palembang, Rabu.
Dia menjelaskan, Pemkot Palembang berkomitmen untuk menjadikan Pulau Kemaro layaknya destinasi wisata Taman Impian Jaya Ancol di DKI Jakarta.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemkot telah membuka lahan seluas 25 hektare dan membangun sejumlah bungalow di areal kawasan pulau tersebut.
Proyek yang ditargetkan rampung pada 2023 itu membutuhkan dana cukup besar mencapai Rp1,4 triliun.
Untuk mengatasi masalah dana pengembangan Pulau Kemaro yang cukup besar, Pemkot Palembang menggandeng berbagai sumber pendanaan seperti menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility-CSR) dari BUMN dan juga mengundang investor untuk menanamkan modal di kawasan tersebut.
Atas hal tersebut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumsel berpendapat rencana pembangunan itu dikhawatirkan berdampak buruk pada perikehidupan warga Bumi Sriwijaya itu.
Kemudian berbagai dampak lingkungan seperti berkurangnya atau tertutupnya daerah resapan air di daerah aliran sungai Musi yang dapat memicu banjir di wilayah tersebut.
Tidak hanya dampak lingkungan, pembangunan juga akan berdampak bagi sumber-sumber penghidupan masyarakat sekitar pulau
Pengembangan secara berlebihan itu harus dihentikan dan fokus mengelola Pulau Kemaro sebagai objek wisata yang menonjolkan suasana alam dengan orisinalitasnya.
Harusnya pemkot memperhatikan bagaimana mengembangkan potensi yang ada dalam aktivitas masyarakat lokal sehingga menjadi daya tarik baru bagi pengembangan wisata, bukan dengan melakukan pembangunan yang justru akan merusak nilai historis dan menggerus harapan, ujar Sobri.
Sementara sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani menjelaskan bahwa pihaknya berupaya menata ulang kawasan objek wisata Pulau Kemaro seluas 30 hektare untuk menambah daya tarik agar wisatawan lokal dan mancanegara berkunjung ke kota pempek itu.
"Pulau Kemaro yang berada di tengah Sungai Musi sekitar kawasan pabrik PT Pusri, dengan penataan ulang dan penambahan fasilitas hiburan modern seperti taman impian Ancol bisa menjadi salah satu objek wisata unggulan," ujarnya.
Untuk melakukan penataan ulang, pada tahun ini pihaknya membentuk tim percepatan penataan dan pengembangan Pulau Kemaro.
Selain menggunakan dana APBD, untuk melakukan penataan dan pengembangan kawasan objek wisata tersebut pihaknya juga mengajak investor., kata Isnaini.