Dekan FKUI ini sebut mengurangi konsumsi gula dapat meningkatkan imun tubuh
Jakarta (ANTARA) - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam mengatakan mengurangi konsumsi gula dapat bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh.
"Mengurangi konsumsi gula dapat meningkatkan imunitas tubuh, terutama orang yang sehat dan memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus," ujar Ari di Jakarta, Selasa.
Dia berharap masyarakat yang saat ini bekerja, belajar dan beribadah dari rumah dikarenakan pandemi COVID-19, tidak mengonsumsi gula secara berlebihan.
Ketua Yayasan Abhipraya Insan Cendekia (YAICI), Arif Hidayat, mengatakan masyarakat perlu membatasi beberapa jenis camilan, termasuk yang berbahan dasar gula sebab makanan tinggi glukosa, seperti permen, es krim hingga minuman dengan tambahan perasa seperti sirup dan susu kental manis bisa berdampak negatif bagi kesehatan.
"Makanan tinggi kadar gula, tidak hanya meningkatkan kecemasan dan risiko obesitas, namun gula yang terlalu tinggi pada tubuh dapat melemahkan sistem imun," terang Arif.
Arif mengutip ahli penyakit dalam Niket Sonpal, yang mengatakan kelebihan gula dalam tubuh bisa mempengaruhi cara sel darah putih menyerang bakteri.
Sebagaimana kita tahu, kata dia, virus corona atau COVID-19 sangat rentan menjangkiti orang-orang dengan kekebalan tubuh yang rendah. Dengan kata lain mengonsumsi gula berlebih secara tidak langsung meningkatkan risiko mengidap berbagai penyakit termasuk COVID-19..
"Untuk itu, selain melakukan banyak aktivitas yang dianjurkan saat ini, seperti tetap di rumah, berjemur di pagi hari dan konsumsi vitamin dan mineral, menjaga asupan gula juga penting untuk dilakukan," terang Arif.
Batas konsumsi gula harian, berdasarkan standar kesehatan dunia adalah 50 gram untuk dewasa dan 30 gram untuk anak-anak.
Beberapa makanan tinggi kandungan gula yang mungkin sering dikonsumsi sehari-hari yakni kopi susu instan, susu kental manis, wafer coklat, dan soda.
"Kami berharap masyarakat dapat mengurangi konsumsi gula berlebih, terutama pada masa pembatasan jarak fisik seperti saat ini," harap Arif.
"Mengurangi konsumsi gula dapat meningkatkan imunitas tubuh, terutama orang yang sehat dan memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus," ujar Ari di Jakarta, Selasa.
Dia berharap masyarakat yang saat ini bekerja, belajar dan beribadah dari rumah dikarenakan pandemi COVID-19, tidak mengonsumsi gula secara berlebihan.
Ketua Yayasan Abhipraya Insan Cendekia (YAICI), Arif Hidayat, mengatakan masyarakat perlu membatasi beberapa jenis camilan, termasuk yang berbahan dasar gula sebab makanan tinggi glukosa, seperti permen, es krim hingga minuman dengan tambahan perasa seperti sirup dan susu kental manis bisa berdampak negatif bagi kesehatan.
"Makanan tinggi kadar gula, tidak hanya meningkatkan kecemasan dan risiko obesitas, namun gula yang terlalu tinggi pada tubuh dapat melemahkan sistem imun," terang Arif.
Arif mengutip ahli penyakit dalam Niket Sonpal, yang mengatakan kelebihan gula dalam tubuh bisa mempengaruhi cara sel darah putih menyerang bakteri.
Sebagaimana kita tahu, kata dia, virus corona atau COVID-19 sangat rentan menjangkiti orang-orang dengan kekebalan tubuh yang rendah. Dengan kata lain mengonsumsi gula berlebih secara tidak langsung meningkatkan risiko mengidap berbagai penyakit termasuk COVID-19..
"Untuk itu, selain melakukan banyak aktivitas yang dianjurkan saat ini, seperti tetap di rumah, berjemur di pagi hari dan konsumsi vitamin dan mineral, menjaga asupan gula juga penting untuk dilakukan," terang Arif.
Batas konsumsi gula harian, berdasarkan standar kesehatan dunia adalah 50 gram untuk dewasa dan 30 gram untuk anak-anak.
Beberapa makanan tinggi kandungan gula yang mungkin sering dikonsumsi sehari-hari yakni kopi susu instan, susu kental manis, wafer coklat, dan soda.
"Kami berharap masyarakat dapat mengurangi konsumsi gula berlebih, terutama pada masa pembatasan jarak fisik seperti saat ini," harap Arif.