Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan dapat mengelola sampah hingga 100 persen pada 2025 sehingga persoalan sampah dapat diselesaikan.
"Kita sudah punya target di 2025 kita sudah bisa mengelola sampah 100 persen," kata Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian LHK Novrizal Tahar usai mengisi acara "Kampanye Kendalikan Sampah Plastik" di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Jumat.
Beberapa dari sekian banyak upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong masyarakat agar mereka turut serta dalam pengurangan dan pengelolaan sampah tersebut.
Contoh dorongan tersebut yaitu dengan menyiapkan aturan agar produsen memiliki tanggung jawab mengurangi sampah dengan mendesain ulang kemasan agar lebih mudah didaur ulang.
Kementerian LHK juga mendorong upaya penarikan kembali kemasan yang sulit didaur ulang.
Menteri juga berharap industri tersebut dapat sekaligus membangun industri daur ulangnya.
"Jadi mereka akan pakai itu 100 persen untuk recycling konten dari botol jadi botol lagi," katanya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong insentif atau apresiasi kepada daerah yang memiliki catatan kinerja pengurangan sampah cukup baik.
Pemerintah, lanjut Novrizal, juga terus mendorong gerakan yang dilakukan masyarakat seperti gerakan tidak menggunakan sedotan plastik yang sudah cukup berkembang di masyarakat.
Kementerian LHK juga mendorong gerakan bank sampah yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan memilah sampah rumah tangga dan membuat bank sampah di rumah masing-masing.
"Warga bisa mendaur ulang atau membuat kompos dari hasil pemilahan itu," jelasnya.