Jakarta (ANTARA) - Ahli Cetacea dari James Cook University, Australia, Putu Liza Kusuma Mustika menjelaskan fenomena terdamparnya puluhan paus pemandu sirip pendek (short-finned pilot whale) di pesisir Pureman, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu yang lalu.
Icha, sapaan akrabnya, dalam kegiatan diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu, mengatakan paus merupakan mamalia laut yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, seperti penggunaan sonar di bawah laut, pencemaran air, kontaminasi sampah laut, hingga badai matahari yang bisa menyebabkan gangguan elektromagnetik pada kutub-kutub bumi, di mana paus juga menggunakan sonar untuk sistem navigasinya.
"Menurunnya kualitas air juga dapat menurunkan imunitas paus, sedangkan semakin banyaknya sampah laut (terutama plastik) telah menyebabkan lebih banyak paus yang mati karena menelan sampah-sampah tersebut," katanya.
Icha memaparkan berbagai kasus terdamparnya paus di dunia, yang beberapa di antaranya disebabkan oleh sampah lautan, yang umumnya berbentuk plastik keras.
Plastik yang tertelan, kata dia, bisa merusak organ dalam paus, yang menyebabkan paus tidak bisa makan, dan bisa membuat paus kelaparan, kemudian mati dan terdampar.
"Bayangkan, ada paus berukuran 10 meter yang mati, dan ditemukan di dalamnya sebanyak 8 kilogram plastik," ungkapnya.
Berita Terkait
Selamatkan Nelayan Terdampar Di Perairan Malaysia, Ternyata Perompak
Kamis, 2 November 2023 15:32 Wib
Paus yang terdampar di Pantai Lingga dikubur
Rabu, 16 Agustus 2023 18:52 Wib
11 nelayan Indonesia diselamatkan dari pulau Bedwell Australia
Rabu, 19 April 2023 13:01 Wib
10 ekor paus terdampar di perairan NTT, dua mati
Kamis, 6 April 2023 14:29 Wib
Enam WNA India yang terdampar di Rote ditempatkan di Rudenim
Senin, 30 Januari 2023 10:21 Wib
15 pengungsi Rohingya di Pidie gagal kabur dari lokasi pengungsia
Kamis, 26 Januari 2023 17:06 Wib
Puluhan warga Rohingya terdampar di Pantai Indra Patra Aceh Besar
Minggu, 25 Desember 2022 14:57 Wib
Limbah plastik asal negara asing kembali ditemukan terdampar di Natuna
Kamis, 22 Desember 2022 13:59 Wib