Ribuan pengunjung padati Jazz Gunung Bromo

id Jazz,Bromo,Gunung bromo,Jazz gunung,Musik

Ribuan pengunjung padati Jazz Gunung Bromo

Arsip-Jazz Gunung 2015 Pengunjung menyaksikan penampilan Malacca Ensemble di panggung Terbuka Java Banana Bromo dalam perhelatan musik Jazz Gunung 2015 di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (13/6/15). Perhelatan musik jazz yang digelar pada 12-13 Juni 2015 tersebut bertujuan untuk memberikan hiburan dan apresiasi terhadap musisi jazz serta untuk meningkatkan perekonomian dan kepariwisataan Indonesia, khususnya bagi masyarakat di sekitar Gunung Bromo. (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Probolinggo (ANTARA News Sumsel) - Ribuan pengunjung padati Jazz Gunung Bromo yang digelar di Amfiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, selama tiga hari sejak Jumat (27/7) hingga Minggu (29/7).

"Jumlah pengunjung baik wisatawan mancanegara maupun domestik per harinya mencapai 2.000 orang karena kapasitas Amfiteater juga sangat terbatas, sehingga diprediksi selama tiga hari digelar Jazz Gunung Bromo dipadati sekitar 6.000 orang," kata Media Relation Jazz Gunung Bromo Aldila Karina di Probolinggo, Sabtu.

Jazz Gunung Bromo sudah digelar hingga 10 kali atau memasuki satu dasawarsa, sehingga jazz gunung tersebut digelar selama tiga hari karena biasanya jazz Gunung Bromo hanya digelar selama dua hari.

"Selain itu, tema keberagaman dengan menampilkan berbagai musisi tidak hanya dari genre jazz saja seperti pop, reggae, soul, dan R&B juga disuguhkan dalam atraksi Jazz Gunung Bromo 2018," tuturnya.

Pada hari pertama, sejumlah musisi jazz yang menghibur penonton di antaranya Jungle by Night asal Belanda, Kramat Ensamble Percussion, Tohpati Bertiga, Tropical Transit, Barry Likumahuwa, dan Andre Hehanusa yang membuat suasana dingin Gunung Bromo menjadi sedikit hangat.

Pria bernama lengkap Andre Ronal Benito Hehanussa Yance itu membawakan sejumlah lagu yakni lagu Masih Ada Getaran, Sio Mama, Rasa Sayange, Kuta Bali dan Bidadari yang membuat penonton terpesona.

Penonton pun dibuat terlena dan seakan tidak merasakan cuaca dingin di Gunung Bromo yang bersuhu sekitar 12 derajat celcius hingga 5 derajat celcius pada malam harinya, sehingga jazzmania sangat menikmati musik jazz yang dibawakan sejumlah musisi.

"Masing-masing musisi punya performance yang cukup atraktif, sehingga cuaca dingin di Gunung Bromo seakan tidak mempengaruhi antusias penonton untuk menikmati alunan musik Jazz Gunung Bromo tersebut," katanya.

Jazz Gunung Bromo yang digelar di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo tersebut juga diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk meningkatkan perekonomian di wilayah setempat dan tentunya meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Gunung Bromo.

"Kunjungan wisatawan ke Bromo meningkat saat Jazz Gunung Bromo digelar dan hal tersebut terlihat penuhnya homestay yang disewa para wisatawan dalam konser jazz gunung tersebut," kata Camat Sukapura Yulius Christian.