Jambi (Antarasumsel.com) - Bupati Merangin Provinsi Jambi Al Haris, mengatakan Festival "Silek (silat) Rumah Tuo" Rantau Panjang, Kecamatan Tabir, kabupaten setempat merupakan salah satu media pendidikan bagi anak-anak.
"Pencak silat bisa dijadikan sebagai media pendidikan bagi anak-anak, dimana seorang Pesilat tangguh tidak akan licik dan akan bertarung dengan sempurna dan sportif," katanya di Merangin, Minggu.
Menurutnya lagi, pesilat tidak mau menjatuhkan lawan dengan cara yang tidak benar. Jadi aplikasi positif dan sportif permainan dalam festival itu juga harus dilakukan di kehidupan sehari dan juga di dunia politik.
Saat menutup festival tersebut, Haris mengatakan dengan pesilat bertarung secara sportif, maka akan melahirkan dan menciptakan sebuah keberhasilan atau kemenangan yang elegan.
Sebab itu Haris bersyukur karena tradisi Festival "Silek Rumah Tuo" Rantau Panjang dan "Bantai Adat" (memotong hewan ternak) jelang Ramadan di Kecamatan Tabir masih terjaga kelangsungannya dengan baik.
Dijelaskan Haris, Festival Silek adalah bagian dari tradisi melayu di Merangin dan merupakan serangkaian kegiatan perayaan Lebaran Idul Fitri bagi anak-anak muda yang hobi silat. Sehingga kegiatan yang masuk dalam agenda tahunan Kabupaten Merangin itu berlangsung cukup meriah.
"Ini adalah tradisi anak negeri melayu, tradisi di sini masih sakral dan masih bertahan sampai sekarang ini. Alhamdulillah masih bisa dipertahankan dan dilestarikan. Saya sangat bangga dengan kegiatan Festival Silat ini," ujarnya.
Selain itu, "Rumah Tuo" di lokasi festival juga perlu dipertahankan sebab keberadaaannya termasuk unik serta langka. Tak heran bila "Rumah Tuo" Rantau Panjang Merangin yang berusia sekitar 500 tahun itu ditetapkan sebagai cagar budaya daerah dan cagar budaya nasional.
"Saya berterimakasih kepada yang muda maupun yang sudah tua, karena masih bisa menjaga tradisi ini walaupun zaman dan generasi terus maju.Ini adat budaya kita maka harus kita jaga dan dilestarikan sampai ke anak cucu kita nantinya," ujarnya.