BPBD OKU Selatan susun kajian risiko bencana alam

id Kajian risiko bencana, banjir dan longsor, penanggulangan bencana alam, musim hujan, BPBD OKU Selatan

BPBD OKU Selatan susun  kajian risiko bencana alam

BPBD OKU Selatan bersihkan longsor yang menutup badan jalan di wilayah itu. (ANTARA/Edo Purmana)

Muaradua (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatra Selatan melakukan penyusunan Kajian Risiko Bencana (KRB) 2024 untuk mengumpulkan data terkait potensi risiko bencana yang mungkin terjadi di setiap wilayah.

Kepala BPBD OKU Selatan, Koni Ramli di Muaradua, Senin, mengatakan bahwa kajian risiko bencana ini bertujuan untuk menilai potensi bahaya, kerentanannya, serta kapasitas daerah dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi.

"Kegiatan ini perlu dilakukan mengingat OKU Selatan salah satu kabupaten di Sumsel yang rawan terjadi bencana banjir dan tanah longsor saat musim hujan," katanya.

Menurutnya, pengumpulan data mengenai risiko bencana ini sangat penting untuk menentukan tindakan yang tepat baik sebelum, saat, maupun setelah bencana terjadi.

Dengan memahami potensi risiko di setiap wilayah, kata dia, pemerintah daerah dapat menyusun strategi penanggulangan yang lebih cepat dan efektif.

"Kajian ini juga menjadi dasar untuk memastikan keselarasan dan efektivitas penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten OKU Selatan guna meminimalisir korban jiwa," jelasnya.Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD OKU Selatan Heri Pramono sebelumnya mengatakan sejauh ini terdapat sembilan kecamatan di wilayah itu dipetakan rawan terjadi banjir dan tanah longsor meliputi Banding Agung, Warkuk Ranau Selatan, Mekakau Ilir dan Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah (BPRRT).

Kemudian, Kecamatan Muaradua Kisam, Kisam Tinggi, Kisam Ilir, dan sebagian wilayah Pulau Beringin meliputi Sindang Danau serta Kecamatan Sungai Are.

"Daerah-daerah ini dipetakan rawan terjadi banjir dan tanah longsor saat musim hujan karena berada di kawasan perbukitan dan dekat dengan DAS," jelasnya.

Sebagai upaya penanggulangan sedini mungkin, pihaknya telah menginstruksikan relawan di setiap kecamatan di daerah itu agar siaga selama 24 jam.

"Mengingat saat ini memasuki musim hujan sehingga bencana alam dapat terjadi kapan saja," ujar dia.