Koordinator One Health Collaboration Center (OHCC) Universitas Udayana Bali Ni Nyoman Sri Budayanti mengingatkan pemerintah dan para pihak terkait lainnya mengenai pentingnya mencegah resistensi antiobiotik pada seseorang.
"Harus dicegah terjadi resisten karena kalau sudah (resisten) maka sulit disembuhkan. Apalagi sudah sangat lama sekali terakhir kali ditemukan (antibiotik) sekitar 10 tahun lalu," kata Sri Budatanti dalam kegiatan Diseminasi Laporan Program Desa Bijak Antibiotika (SAJAKA) yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu mengatakan langkah pencegahan tersebut bernilai penting untuk dilakukan karena resistensi terhadap antibiotik merupakan masalah kesehatan yang tidak dapat disepelekan dan kerap kali berujung kematian.
Sri menyampaikan saking berbahayanya pada setiap tahun terdapat sekitar 700 ribu orang yang meninggal dunia akibat masalah kesehatan tersebut. "Di seluruh dunia, termasuk Indonesia juga, sekitar 700 ribu orang meninggal dunia karena resistensi antibiotik. Tidak ketahuan, tiba-tiba sudah parah dan meninggal," ucapnya.
Sri menyampaikan saking berbahayanya pada setiap tahun terdapat sekitar 700 ribu orang yang meninggal dunia akibat masalah kesehatan tersebut. "Di seluruh dunia, termasuk Indonesia juga, sekitar 700 ribu orang meninggal dunia karena resistensi antibiotik. Tidak ketahuan, tiba-tiba sudah parah dan meninggal," ucapnya.