Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Cheng Shiu University Taiwan Aldeno Rachmad Ika memperingatkan bahaya polutan organik persisten (POP) seperti dioksin yang dihasilkan dari pembakaran sampah secara terbuka, mendorong perlunya implementasi larangan terkait hal itu.
Dalam diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Kamis, Project Manager Center for Environmental Toxin and Emerging-Contaminant Research Cheng Shiu University Aldeno menjelaskan banyak jenis polutan organik persisten dihasilkan selama proses pembakaran sampah seperti plastik, selain juga dihasilkan oleh industri kimia, kertas dan pulp serta pembangkit listrik yang menggunakan batu bara.
Dia memberikan contoh kajian pada 2021 terkait pembakaran terbut pada pengolahan batu kabur di Jawa Timur yang dicampur dengan sampah-sampah termasuk plastik dan bahan lainnya seperti karet yang menemukan dampaknya pada kesehatan manusia.
Berita Terkait
Muara Enim kembangkan teknik pengelolaan sampah di tingkat desa
Senin, 9 Desember 2024 22:00 Wib
Menteri LH: Impor sampah ke Indonesia harus dihentikan
Senin, 28 Oktober 2024 9:58 Wib
Duh, sampah tak diundang di Gunung Gede Pangrango capai se-ton
Senin, 30 September 2024 14:14 Wib
Kodim OKU bersihkan sampah di Sungai Ogan cegah banjir
Minggu, 29 September 2024 16:42 Wib
Ahli jelaskan penyebab terdamparnya puluhan ekor paus di Alor
Rabu, 25 September 2024 15:04 Wib
Pj Bupati Banyuasin apresiasi pengolahan sampah sedetik jadi pupuk
Senin, 23 September 2024 7:00 Wib
Pertamina Patra Niaga bantu pengelolaan sampah organik di Kota Jambi
Jumat, 16 Agustus 2024 15:09 Wib
KAI Palembang imbau warga tak buang sampah di rel kereta api
Selasa, 6 Agustus 2024 16:09 Wib