"Jadi dampaknya terhadap kesehatan manusia di sini termasuk endocrine disruption chemicals yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi dan anak. Jadi secara sinergi beberapa POP dapat menjadi satu dan konsentrasinya meningkat dengan efek yang sangat berbahaya contohnya seperti kanker, kerusakan hati, kelenjar getah bening dan masalah pertumbuhan lainnya," katanya.
Untuk itu, dia mendorong Pemerintah Indonesia memperkuat kerangka regulasi dan penegakannya, termasuk mengurangi regulasi yang bertolak belakang satu dengan lainnya. Diperlukan juga peningkatan praktik pengelolaan sampah, penambahan kapasitas pemantauan dan penelitian serta sosialisasi lebih luas kepada publik.
Dia juga mengingatkan perlunya larangan segala jenis pembakaran terbuka sebagai bentuk pengelolaan sampah, mengingat senyawa seperti dioksin dapat menyelar lewat udara. Pemilahan sampah juga menjadi kunci ketika menggunakan insinerator dengan teknologi mumpuni.
"Jadi di sini sudah dipilah dari awal dari sumbernya sebelum pembakaran di mana ini penting sekali untuk mengontrol emisi yang dihasilkan. Di sini perlunya meningkatkan standar dan teknologi insinerator termasuk alat pengendali polusi udara yang modern," jelasnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peneliti ingatkan bahaya pembakaran sampah terbuka untuk kesehatan
Berita Terkait
Muara Enim kembangkan teknik pengelolaan sampah di tingkat desa
Senin, 9 Desember 2024 22:00 Wib
Menteri LH: Impor sampah ke Indonesia harus dihentikan
Senin, 28 Oktober 2024 9:58 Wib
Duh, sampah tak diundang di Gunung Gede Pangrango capai se-ton
Senin, 30 September 2024 14:14 Wib
Kodim OKU bersihkan sampah di Sungai Ogan cegah banjir
Minggu, 29 September 2024 16:42 Wib
Ahli jelaskan penyebab terdamparnya puluhan ekor paus di Alor
Rabu, 25 September 2024 15:04 Wib
Pj Bupati Banyuasin apresiasi pengolahan sampah sedetik jadi pupuk
Senin, 23 September 2024 7:00 Wib
Pertamina Patra Niaga bantu pengelolaan sampah organik di Kota Jambi
Jumat, 16 Agustus 2024 15:09 Wib
KAI Palembang imbau warga tak buang sampah di rel kereta api
Selasa, 6 Agustus 2024 16:09 Wib