Bijak bermedia sosial agar tidak terjebak "FOMO"

id media sosial,kesehatan mental,dampak media sosial,fomo

Bijak bermedia sosial agar tidak terjebak "FOMO"

Platform media sosial seperti TikTok, Facebook, Instagram yang memberi informasi tanpa batas. ANTARA/Zita Meirina

Dampak terhadap kesehatan mental akibat pemakaian gawai berlebihan memicu munculnya perasaan cemas, kecewa yang berujung membanding-bandingkan kehidupan pribadi dengan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau bahagia.

Remaja sering kali terpapar dengan jumlah informasi yang luar biasa besar setiap harinya. Memproses informasi yang terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan mental dan kesulitan dalam mengatur prioritas.

Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Kasandra Putranto mengingatkan seluruh lapisan masyarakat terkait pentingnya menjaga kesehatan mental (mental health) bagi siklus kehidupan manusia.

“No health without mental health. Kesehatan mental merupakan bagian integral dari kesehatan, yang berdasarkan semboyan terkini diyakini bahwa tidak ada kesehatan tanpa kesehatan mental,” ujar Kasandra.

Kesehatan mental seseorang akan memengaruhi kemampuan kolektif dan individu sebagai manusia untuk berpikir, mengeluarkan emosi, berinteraksi satu sama lain, mencari nafkah, dan menikmati hidup.

Atas dasar ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa promosi, perlindungan, dan pemulihan kesehatan mental dapat dianggap sebagai perhatian penting bagi individu, komunitas, dan masyarakat di seluruh dunia.


Sehat berinternet

Pentingnya mengelola stres dengan mempelajari cara membangun hubungan lebih sehat dengan ruang digital menjadi solusi bijak yang disarankan perusahaan keamanan siber dan privasi digital global Kaspersky.

Perusahaan digital tersebut membagikan kiat sederhana untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres dengan mendorong agar pengguna atau warganet menerapkan pengaturan privasi akun daring secara tepat, penting dalam menjaga informasi pribadi dan menjaga keamanan digital.

Caranya dengan menyesuaikan siapa yang dapat melihat profil dan unggahan, pengguna dapat secara signifikan mengurangi risiko interaksi yang tidak diinginkan dengan orang asing yang mungkin memiliki niat buruk.