Pemkot Palembang ajak warga kedepankan toleransi pada upacara Ngaben

id Pemkot Palembang,Ngaben di Palembang,Umat Hindu Palembang

Pemkot Palembang ajak warga  kedepankan toleransi pada upacara Ngaben

Penjabat Wali Kota Palembang Ratu Dewa saat menghadiri kegiatan Ngaben di Talang Jambe Palembang, Selasa (4/6/2024). (ANTARA/M Imam Pramana)

  "Karena saya memang memiliki background Nahdlatul Ulama, dibesarkan dari organisasi, Gus Dur, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan saya juga dibesarkan dari Gerakan Pemuda Ansor," ujar nya.
 
Ia menyampaikan harapannya kepada para jamaah peserta ngaben untuk dapat terus membantu aparat Pemerintahan, yakni Camat, Lurah, RW dan RT agar dapat terus bersinergi ke depan.
 
"Melalui aspirasi yang kita terima tadi, kita Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perkimtan juga akan membantu memasangkan beberapa titik lampu di kawasan ini," ucapnya.
 
Humas Kepanitiaan Ngaben Palembang IGB Surya Negara di Palembang, Selasa, mengatakan upacara Ngaben untuk pertama kalinya dilaksanakan di Palembang pada 3 Juni 2024 sampai 7 Juni 2024 di kawasan Talang Jambe, Palembang, dengan melakukan berbagai ritual yang ada.
 
"Momentum unik dalam perayaan pertama kali ini kami menghias motif pura dengan budaya Palembang asli, yakni hiasan songket Sriwijaya agar warga setempat bisa lebih menyatu dengan pelaksanaan kegiatan," katanya.
 
Ia menjelaskan Budaya Sriwijaya tersebut menghiasi pura agar tidak menimbulkan kesan asing bagi warga Palembang yang sangat jarang sekali menemui Budaya Hindu seperti yang ada di daerah Bali.
 
Ia bersyukur setelah memadukan budaya tersebut, warga Palembang lebih mudah menerima sosialisasi meskipun pihaknya juga tidak menghilangkan budaya Hindu.
 
Ia memaparkan berbagai kegiatan yang dilakukan pada Ngaben Palembang pertama kali, di antaranya melepas pelinggih Pura Prajapati dan mensucikan bangunan pendukung di areal pemakaman sentra Ganda Wangi, yakni upacara Dewa Yadnya dengan cara menanamkan atau mapendem lima unsur logam atau panca Datu yaitu emas, perak, perunggu, besi, dan permata.
 
Adapun tujuannya untuk memberikan kekuatan dan kesucian pelinggih tersebut berikut bangunan pendukung seperti krematorium rumah duka Balai pertemuan agar selalu memancarkan aura atau energi positif guna menciptakan suasana kondusif harmonis dan damai bagi segenap umat.
 
"Sesungguhnya momentum acara saat ini adalah implementasi dari Panca Yadnya (lima upacara suci) termasuk melakukan Buta Yadnya yakni upacara suci untuk buta kala (mecaru), dan juga Rsi Yadnya berupa penghormatan kepada sulinggih/pedanda," ujarnya.*