Di lain sisi, Setyo juga memamerkan karya berjudul "Wizarding World Justice" pada kanvas berukuran 100 x 100 cm, yang diwujudkan dalam gambar sesosok wanita dengan penutup mata, menggenggam pedang serta sandal pada tangan kanan.
Setyo mencari kebenaran yang bagaikan benang kusut dan hal inilah yang kemudian menjadi kesempatan para mafia hukum untuk mempermainkan penegak hukum dengan uang mereka.
Selain dia, masih ada 11 pelukis lainnya yakni Agus Baqul Purnomo, Alex Luthfi R, Alya Nurshabrina Samadikun, Anugerah Eko Triwahyono, Gogor Purwoko, Handoyo, Nasirun. Lalu, masPadhik, Sahat Simatupang, Totok Buchori, dan Yaksa Agus, yang masing-masing menampilkan ide dan karya berbeda.
Pameran yang diadakan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-497 Kota Jakarta ini telah dimulai sejak 21 Mei lalu dan bakal ditutup pada pukul 19.00 WIB hari ini di TIM.
"Seniman perupa kami khususkan di satu area, yaitu kawasan Pasar Seni Ancol karena melihat potensi prestasi dari seniman yang ada di Ancol sebenarnya bukan main-main, karyanya sangat baik semua," ujar Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana.
Iwan menyebut TIM sebagai tempatnya para seniman dan berharap pameran ini dapat memicu pekerja seni lain untuk tetap berkarya dalam status Jakarta yang tidak lagi menyandang status ibu kota.
Sementara itu, untuk sampai di TIM, masyarakat yang menggunakan sarana transportasi KRL dapat turun di Stasiun Cikini lalu berjalan kaki menuju TIM. Pilihan lainnya yakni menggunakan TransJakarta rute 5M: Tanah Abang-Kampung Melayu via Cikini lalu turun di Halte TIM dan 6H: Senen-Lebak Bulus. Kawasan TIM dibuka sejak pukul 09.00 WIB hingga 20.00 WIB.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jadwal terakhir tengok lukisan "Monalisa" versi pelukis lokal di TIM