Dalam kegiatan tersebut pihaknya menghadirkan dua narasumber bahasa Komering khas OKU Selatan dan dua narasumber bahasa Lematang, Kabupaten Muaraenim.
Dia menjelaskan bimtek revitalisasi bahasa daerah ini ditujukan untuk mengimplementasikan pembelajaran mata pelajaran muatan lokal budaya Komering dan Lematang di sekolah wilayah masing-masing.
Melalui kegiatan bimtek tersebut diharapkan dapat menambah jumlah pengajar utama di Sumsel yang saat ini sudah berjumlah sebanyak 550 orang.
Keberadaan pengajar utama ini diharapkan berimbas kepada guru yang lain dan siswa di sekolahnya sekaligus menjadi gerakan bersama untuk memuliakan warisan masa lalu berupa bahasa daerah kepada generasi hari ini.
"Banyak bahasa dan sastra di Indonesia yang saat ini terancam punah karena jumlah masyarakat menggunakan bahasa daerah turun seiring dengan kemajuan teknologi dan zaman," ujarnya.
Oleh sebab itu dengan modal ini, ia meyakini bahwa kabupaten/kota yang menjadi wilayah sasaran revitalisasi bahasa daerah dapat menempatkan bahasa mereka sebagai penguat identitas ke daerahannya.