Jakarta (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump, Rabu (10/12), mengancam Presiden Kolombia Gustavo Petro dengan mengatakan kepadanya bahwa "dia akan menjadi yang berikutnya" saat pemimpin negeri Paman Sam tersebut berupaya menggulingkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
"Dia cukup bermusuhan dengan Amerika Serikat. Saya belum banyak memikirkannya. Dia akan menghadapi masalah besar jika dia tidak sadar. Kolombia memproduksi banyak narkoba," kata Trump menanggapi pertanyaan tentang apakah dia berencana untuk berbicara dengan Petro.
"Mereka memiliki pabrik kokain yang memproduksi kokain, seperti yang Anda ketahui, dan mereka menjualnya langsung ke Amerika Serikat. Jadi sebaiknya dia sadar, atau dia akan menjadi yang berikutnya. Saya harap dia mendengarkan. Dia akan menjadi yang berikutnya," tambahnya.
Trump selama berbulan-bulan telah berupaya menggulingkan Maduro dan berulang kali menyerang Petro, yang menurutnya adalah "pengedar narkoba ilegal."
Komentar pada Rabu tersebut menandai seruan paling eksplisit dari Trump agar Petro menghadapi tindakan AS kecuali jika dia mengambil langkah-langkah yang tidak dijelaskan terkait tuduhan Trump.
Petro tetap berpendapat bahwa tuduhan perdagangan narkoba terhadap negaranya tidak berdasar, dan menegaskan bahwa negaranya terancam meski Kolombia telah menderita kerugian selama bertahun-tahun dalam perang melawan narkoba.
Petro mengatakan tindakan Trump di wilayah tersebut dimotivasi oleh keinginan untuk mengendalikan pasokan minyak, bukan memerangi aliran narkoba.
"Minyak bumi adalah inti masalahnya," katanya pada Selasa (9/12), seraya menambahkan bahwa pandangan Trump sebenarnya "tidak memikirkan mengenai demokratisasi Venezuela, apalagi tentang perdagangan narkoba."
Trump mengonfirmasi bahwa pemerintahannya menyita sebuah kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela, sebuah tindakan yang hampir pasti akan memperburuk ketegangan yang sudah buruk dengan Caracas.
AS telah memperluas operasi militer di seluruh Amerika Latin dalam beberapa bulan terakhir, mengerahkan Marinir, kapal perang, jet tempur, pesawat pengebom, kapal selam, dan drone, dengan alasan memerangi perdagangan narkoba, menargetkan organisasi "narko-teroris" dan kapal-kapal mereka.
AS telah melakukan 22 serangan yang diketahui terhadap kapal-kapal yang diduga milik "narko-teroris", menewaskan 87 orang sejak serangan dimulai di Laut Karibia dan Samudra Pasifik Timur pada awal September.
Petro secara vokal menentang tindakan AS yang juga menuai banyak kritik di dalam negeri, dengan anggota parlemen dari berbagai partai di AS mempertanyakan legalitas tindakan tersebut.
Sumber: Anadolu
