Rupiah melemah di tengah pasar kerja yang lebih ketat di AS

id rupiah melemah,nilai tukar rupiah

Rupiah melemah di tengah pasar kerja yang lebih ketat di AS

Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Kurs Rupiah ditutup Rp14.999 per Dolar AS pada perdagangan Rabu (6/7) hari ini, melemah 0,03 persen ketimbang posisi penutupan perdagangan kemarin (5/7) pada Rp 14.994 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja/wsj/foc.)

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Rabu melemah di tengah pasar kerja yang lebih ketat di Amerika Serikat (AS).

Kurs rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi dibuka tergelincir 31 poin atau 0,19 persen menjadi Rp15.811 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.780 per dolar AS.

"Dolar AS memangkas pelemahan setelah rilis data lapangan tenaga kerja yang tercatat lebih tinggi dari perkiraan," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada ANTARA di Jakarta.

Josua mengatakan JOLTS Job Opening AS pada Desember 2023 naik menjadi 9,03 juta dari 8,93 juta, menyiratkan pasar kerja yang lebih ketat di AS.

Selain itu, salah satu indikator kepercayaan konsumen AS, Conference Board (CB) Consumer Confidence, naik menjadi 114,8 pada Januari 2024 dari 108 pada Desember 23. Meningkatnya kepercayaan konsumen juga mendukung penguatan dolar AS.

Sementara itu, serupa dengan tren dolar AS, imbal hasil atau yield obligasi Pemerintah AS (US Treasury) 10 tahun turun sebesar empat basis poin (bps) menjadi 4,03 persen.

Investor mungkin masih berhati-hati terhadap keputusan bank sentral AS atau The Fed dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Januari 2024, yang akan diumumkan malam ini.

Josua memproyeksikan rupiah terhadap dolar AS akan berada di rentang Rp15.750 per dolar AS sampai dengan Rp15.850 per dolar AS.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia turun 3-4 bps, didorong oleh tren penurunan yield obligasi Pemerintah AS. Volume perdagangan obligasi Pemerintah Indonesia tercatat sebesar Rp36,70 triliun, lebih tinggi dibandingkan volume pada Jumat lalu (26/1), sebesar Rp16,11 triliun.

Kepemilikan asing pada obligasi Pemerintah Indonesia turun Rp3,16 triliun menjadi Rp845 triliun (14,80 persen dari total beredar) pada 29 Januari 2024.

Pemerintah mengadakan lelang dan menyerap Rp24 triliun dari Rp73,42 triliun penawaran yang masuk, lebih tinggi dari penawaran yang masuk pada lelang sebelumnya sebesar Rp67,56 triliun.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah di tengah pasar kerja yang lebih ketat di AS