Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Mira Yulianti Sp.PD-KP menyarankan jika memiliki gejala batuk dan pilek upayakan untuk melakukan deteksi dini dengan swap antigen agar memastikan diri menjaga jarak dari orang lain yang lebih rentan.
“Kalau memang ada gejala batuk pilek, kalau memang memungkinkan untuk deteksi dengan swap antigen untuk memastikan supaya precaution ke diri sendiri untuk jaga jarak dari orang lain,” kata Mira dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan masyarakat tidak perlu menjadikan swap antigen atau PCR sebagai sesuatu yang menakutkan. Justru dengan cara itu bisa menekan angka penyebaran varian COVID baru di lingkungan masyarakat dan menjaga pada orang yang lebih rentan untuk menjadi risiko yang lebih berat nantinya.
Mira mengatakan, batuk dan pilek merupakan diagnosis terhadap infeksi saluran pernapasan atas. Infeksi ini bisa disebabkan oleh berbagai macam virus maupun bakteri antara lain influenza, virus Sars Cov 2 atau COVID-19, maupun virus saluran pernapasan lainnya seperti adenovirus dan rhinovirus.
Berita Terkait
220.255 warga Palembang lakukan tes PCR dan antigen
Sabtu, 3 Desember 2022 22:17 Wib
Pelanggan KA jarak jauh yang belum booster wajib screening COVID-19
Senin, 11 Juli 2022 19:06 Wib
Pelonggaran syarat naik KA picu lonjakan penumpang di Stasiun Baturaja
Kamis, 7 April 2022 10:57 Wib
Stasiun Baturaja siapkan gerai tes cepat antigen
Rabu, 16 Maret 2022 7:43 Wib
Kemenhub tunggu SE Satgas terkait perjalanan tanpa Antigen dan PCR
Selasa, 8 Maret 2022 9:00 Wib
KAI Palembang terapkan tarif baru tes antigen mulai 1 Januari 2022
Jumat, 31 Desember 2021 16:10 Wib
Peserta Indonesia Masters awali pertandingan dengan uji antigen
Selasa, 16 November 2021 9:23 Wib
Stasiun kereta api Baturaja siapkan gerai fasilitas rapid tes antigen
Rabu, 10 November 2021 20:27 Wib