AI dan tantangan media massa yangkian pelik

id Kecerdasan buatan, AI, Jurnalisme, Bisnis media,berita palembang, berita sumsel

AI dan tantangan media massa yangkian pelik

Foto ilustrasi - Kecerdasan Buatan (AI) dan pembelajaran mesin kian menyita perhatian dunia. (Mike MacKenzie/www.vpnsrus.com via flickr)

Jakarta (ANTARA) - Proses berberita bisa menjadi sangat simpel berkat hadirnya kecerdasan buatan (AI). Wartawan atau bahkan awam, tinggal meminta AI atau Generative AI untuk membuat teks, audio, dan video.

Memang, untuk saat ini, hal itu belum lazim, tapi praktik kerja semacam itu bisa saja umum pada masa mendatang ketika kemampuan Generative AI semakin maju.

Selain hoaks, AI adalah subjek yang ramai diperbincangkan dalam pelbagai forum dan diskursus global mengenai jurnalisme sepanjang tahun ini, termasuk dalam kongres tahunan Asosiasi Wartawan Eropa (AEJ) di Albania dan World Media Summit di Guangzhou, China, pada 1-7 Desember.

AI diperbincangkan karena potensinya dalam mengubah drastis pola produksi, konsumsi, dan bisnis berita.

"Tak lama lagi cara kita membuat berita akan berubah drastis, begitu pula cara orang mengonsumsi berita, dan hubungan antara brand dan audiens," kata Kepala Kantor Berita Reuters Sue Brooks di Guangzhou, beberapa waktu lalu, seperti dikutip Kyodo.

Tetapi AI juga menjadi ancaman bagi dunia jurnalistik dan bisnis media, selain menciptakan dilema moral dan etika.

Salah satu yang dikhawatirkan adalah relasi AI dengan kebenaran. AI berpotensi meredefinisi kebenaran ketika pada masa post-truth seperti sekarang orang semakin sulit membedakan antara informasi yang benar dan tidak.