Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan potensi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih terbuka karena pelaku pasar masih mengantisipasi pernyataan sejumlah pejabat Bank Sentral/Federal Reserve (The Fed) AS terkait peluang kenaikan suku bunga AS.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah sebesar 0,06 persen atau 10 poin menjadi Rp15.705 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.695 per dolar AS.
“Potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka hari ini karena pelaku pasar mungkin masih mengantisipasi pernyataan beberapa pejabat bank sentral AS pekan lalu, termasuk (Gubernur Bank Sentral AS) Jerome Powell yang masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan AS lagi untuk menurunkan tingkat inflasi AS yang sampai saat ini masih belum turun ke level target 2 persen,” kata dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Senin.
Selain itu, beberapa sentimen eksternal juga masih berpotensi mendorong pelaku pasar menjauhi aset berisiko seperti konflik di Timur Tengah yang masih berlangsung dan isu pelambatan ekonomi China.
Berita Terkait
Kilang Pertamina Plaju raih Global CSR & ESG Awards
Minggu, 28 April 2024 7:35 Wib
Harga CPO Jambi turun Rp845 per kilogram jadi Rp12.055
Minggu, 28 April 2024 5:00 Wib
Jambi gerak cepat, pembangunan tol Tempino Simpang Ness memulai pembersihan lahan
Minggu, 28 April 2024 4:00 Wib
Pada kegiatan jaksa peduli pekerja rentan, BPJAMSOSTEK Muaraenim bayar klaim ahli waris
Jumat, 26 April 2024 21:45 Wib
Menkeu waspadai kenaikkan harga komoditas akibat konflik geopoltik
Jumat, 26 April 2024 16:03 Wib
Harga emas Antam stabil di angka Rp1,319 juta per gram
Jumat, 26 April 2024 11:06 Wib