Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa riset obat yang bersumber dari biodiversitas itu kelak bisa menargetkan semua siklus parasit malaria.
Kompleksitas siklus hidup parasit malaria membuat Indonesia membutuhkan beberapa obat yang bisa mengobati pasien, seperti vivax dan ovale yang dormant malaria.
BRIN masih tetap mencoba untuk menggali penemuan obat untuk mengobati penyakit malaria, meski mereka juga memiliki obat-obatan khusus berupa vivax dan ovale tersebut.
"Kami butuh model untuk menelusuri seluruh siklus hidup parasit malaria. Kalau pakai parasit yang ada pada manusia harus butuh relawan manusia untuk kami gigitan ke nyamuk dan sebagainya, itu juga tidak mudah," kata Josephine.
"Pengembangan model menggunakan mencit itu sangat baik sekali untuk pengembangan obat malaria baru. Semoga ke depan kita bisa mendapatkan suatu kandidat khususnya dari Indonesia," pungkasnya.