Jakarta (ANTARA) -
"Kandungan skincare yang lebih iritatif, nggak usah jauh-jauh sabun aja yang tidak baik bisa mengganggu atau merusak skin barrier," kata doker spesialis dermatologi dan venereologi lulusan Universitas Indonesia itu dalam diskusi kesehatan kulit bersama La Roche Posay di Jakarta, Sabtu.
Fitri mengatakan, pertahanan kulit terdiri dari lima komponen yaitu pertama microbial barrier di mana sel microbial menjaga kesehatan kulit, lalu ada physical barrier, imunological barrier dengan fungsi pertahanan tubuh pada kulit, chemical barrier dan neuro sensori barrier untuk memberi peringatan pada kulit terhadap suatu penyakit.
Dengan terjaganya lima komponen pertahanan kulit tersebut, tentunya kulit senantiasa akan tetap sehat dan tahan terhadap risiko kerusakan kulit.
"Bener kita menggunakan salicylic acid pada saat berjerawat tapi pakainya berlebihan terus dikombinasi sama yang mengandung AHA, tambahin yang retinol jadi over exfoliate, apa yang terjadi skin barrier-nya ngaco," lanjut Fitria.
Dokter Fitria mengatakan, untuk cuaca panas dan polusi, baiknya memenuhi tiga dasar perawatan kulit seperti sabun cuci muka sesuai kondisi kulit, kemudian memakai pelembab yang disarankan pada setiap jenis kulit dan tabir surya.
Tidak hanya perawatan kulit dari luar, Fitria mengatakan kulit juga harus dirawat dari dalam, yaitu dengan makanan bergizi, cukup hidrasi, dan menjalani pola hidup yang sehat.
"Paling sering pola hidup, istirahatnya, olahraganya, kebiasaan-kebiasaan buruk, minum alkohol, begadang, merokok itu juga harus dicegah sehingga dapat hasil yang bagus," katanya.
Ia menyarankan untuk penuhi asupan gizi seimbang dengan kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Hindari diet yang berlebihan, kenali jenis kulit terutama jika memiliki keturunan masalah kulit dan kelola emosi yang dapat memengaruhi kesehatan kulit.