Kelompok Islamofobia Denmark bakarQuran depan kedutaan Turki, Mesir

id denmark,islamofobia,bakar AlQuran,kedutaan,turki,mesir,berita sumsel, berita palembang

Kelompok Islamofobia Denmark bakarQuran depan kedutaan Turki, Mesir

Arsip - Sejumlah simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sulsel berunjukrasa di Makassar, Sabtu (4/9). Mereka mengutuk rencana pembakaran kitab suci Al Quran oleh sebuah sekte kecil di Florida, AS pada 11 September 2010 bertepatan dengan peringatan tragedi World Trade Centre (WTC) di New York pada 11 September 2001. FOTO ANTARA/Yusran Uccang/foc/10. (ANTARA/YUSRAN UCCANG)

Kopenhagen, Denmark (ANTARA) - Kelompok Islamofobia sayap kanan pada Selasa membakar AlQuran di depan kedutaan Turki dan Mesir di Kopenhagen.

Kelompok Danske Patrioter melakukan aksi penghinaan yang memicu kecaman dari negara-negara Muslim di seluruh dunia itu.

Denmark juga mengecam insiden pembakaran tersebut dan menyebutnya "tindakan memalukan" yang tidak menghormati agama lain.

Kementerian Luar Negeri mengatakan tindakan provokatif itu menyakiti banyak orang dan menciptakan perpecahan antara agama dan budaya. "Denmark memiliki kebebasan beragama dan banyak warga Denmark yang Muslim. Mereka adalah bagian berharga dari masyarakat Denmark," cuit kementerian lewat Twitter. Namun, pihak berwenang tidak melakukan tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas aksi tersebut.

Sebagai tanggapan atas kecaman oleh Irak atas penodaan AlQuran yang terulang di depan kedutaan negara itu di Kopenhagen, Menteri Luar Negeri Lars Lokke Rasmussen berbicara dengan mitra Iraknya dalam "pembicaraan yang membangun", menurut cuitan kementerian.

“Kecaman DK berulang kali atas tindakan memalukan ini yang dilakukan oleh segelintir orang. Seraya menekankan bahwa semua protes harus tetap damai," kata Rasmussen.

Sementara itu di Swedia, seorang pria 31 tahun, yang sebelumnya meminta izin polisi untuk membakar AlQuran di depan Kedutaan Iran di Stockholm, membatalkan permintaannya.

Televisi negara Swedia SVT melaporkan bahwa pria itu mengatakan dia menyesal mengajukan izin karena dia "harus menghormati" Islam dan "meminta maaf kepada seluruh masyarakat Iran."

Sumber: Anadolu