Suku Moi punya budaya Egek

id Egek,Suku Moi,Lingkungan Hidup

Suku Moi punya budaya Egek

Salah seorang "mamak" Suku Moi membawa sesaji sebagai salah satu tradisi ritual Egek pada pembukaan Festival Egek yang diadakan di Desa Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Senin (5/8/2023). (ANTARA/Sean Filo Muhamad)

Sorong (ANTARA) - Nusantara terbentang luas nan penuh pesona. Semua berusaha tersentuh dan disentuh.

Kearifan lokal menjadi salah satu kekuatan mereka bertahan dengan budayanya, serta mampu menjaga keseimbangan dan kelestaran alam.

Tanah Papua menyimpan berbagai cerita. Papua memiliki kekayaan sumber daya alam hingga kekayaan budaya yang tercermin dari keberagaman suku dan bahasa. Salah satu suku di Tanah Papua adalah Suku Moi.
 
Suku Moi adalah salah satu suku dari dataran Papua yang tinggal di daerah pesisir utara. Suku Moi  kini banyak mendiami sebagian daerah Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.
 
Suku Moi terbagi menjadi tujuh sub suku, di antaranya adalah Suku Moi Kelim, Moi Abun That, Moi Abun Jhi, Moi Salkma, Moi Klabra, Moi Lemas, dan Moi Maya.
 
Tokoh Masyarakat Hukum Adat (MHA) Suku Moi, Benyamin Kalami (65) mengemukakan, pada awalnya Suku Moi hanya mendiami satu tempat, yaitu di Kampung Maladofok (kampung kuno yang terletak sekitar dua kilometer di barat Desa Malaumkarta).
Tokoh Masyarakat Hukum Adat (MHA) Suku Moi, Benyamin Kalami (65) saat bercerita tentang sejarah Suku Moi saat ditemui di Desa Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Senin (5/8/2023). (ANTARA/Sean Filo Muhamad)
 
Namun, setelah adanya bencana alam, Suku Moi mengungsi ke sejumlah daerah, seperti ke Desa Malaumkarta, Suatolo, Sawatut, Malagufuk, dan Mibi yang tergabung dalam daerah yang dijuluki sebagai Malaumkarta Raya. Di Kabupaten Sorong banyak terdapat masyarakat Suku Moi.

Pria yang akrab disapa sebagai Bapak Beka itu  saat ditemui ANTARA di Desa Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong pada Selasa (6/6), bahkan sempat mengenalkan sejumlah kata dalam bahasa Suku Moi seperti Lauobok yang artinya selamat pagi, deuobok yang berarti selamat siang, iungobok yang bermakna selamat sore, leungobok artinya selamat malam, dan na menak berarti mari makan. 

Sejak zaman dahulu Suku Moi merupakan suku yang terbiasa melaut. Maka dari itu, hingga saat ini Suku Moi dan perahu tidak bisa dipisahkan. Perahu dalam bahasa Moi disebut kama. Perahu sudah ada sejak zaman nenek moyang Suku Moi.