Ia menjelaskan tiga geopark tersebut adalah Open Pit Nam Salu di Desa Senyubuk Kecamatan Kelapa Kampit, Pantai Punai di Desa Tanjung Kelumpang, Kecamatan Simpang Pesak, dan Tanjung Kelayang Trias Granite (Batu Burung Garuda) yang ada di Kabupaten Belitung.
"Penerbitan prangko merupakan hasil kerja sama Kemenkominfo bersama UNESCO Geopark Belitong, Pemkab Kabupaten Belitung Timur dan Kabupaten Belitung, PT Pos Indonesia dan Perum Peruri," katanya.
"Kita berterimakasih kepada Kementerian Kominfo RI, Bappenas, kemudian kelompok UNESCO Geopark Belitong. Ini menjadi satu langkah untuk Belitong yang lebih maju ke depan," ujarnya.
Menurut dia, prangko geopark merupakan media informasi yang digunakan untuk mempromosikan dan mengenalkan kekayaan alam dan budaya di Kabupaten Belitung Timur dan Belitung melalui pesona keindahan lokal geosit.
“Paling tidak prangko ini akan ngayau (jalan-jalan) ke seluruh dunia. Mudah-mudahan dengan adanya prangko ini merupakan media informasi untuk Pulau Belitong lebih mendunia," ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Belitung Timur, Evi Nardi mengatakan daerah itu memiliki empat potensi wisata geoheritate yaitu geosit Open Pit Namsalu, Burung Mandi, Tebat Rasau dan Gunung Lumut.
Evi mengatakan, pengembangan wisata geoheritage ini juga seiring sudah ditetapkannya Kabupaten Belitung Timur menjadi UNESCO Global Geopark.
"Kita juga sudah mempersiapkan pusat informasi geologi untuk memudahkan wisatawan mendapatkan informasi secara utuh," ujar Evi.
Pemkab Belitung Timur juga sudah membentuk forum geopark, dimana forum tersebut juga akan mengusulkan nama yang akan masuk ke dalam kepengurusan Badan Pengelola Geopark Pulau Belitung.
"Tugas kepengurusan tersebut salah satunya berupaya mengembangkan potensi warisan geologi Pulau Belitong sehingga dapat memberikan dampak
Apalagi sejak Belitong resmi masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark, kata Evi, banyak tugas yang akan dilakukan di antara merencanakan pengelolaan, perbaikan visibilitas hingga jejaring kerjasama geopark Belitong.