Kupang (ANTARA) - Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur (NTT) Abed Frans mengatakan para wisatawan memilih membatalkan kunjungan ke Tanaman Nasional (TN) Komodo akibat aksi mogok para pelaku wisata di Labuan Bajo.
"Banyak terjadi pembatalan kunjungan wisatawan yang hendak dilayani teman-teman pelaku wisata, termasuk grup saya juga," katanya ketika dihubungi di Kupang, Senin.
Baca juga: TN Komodo segitiga terumbu karang terindah dunia
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak aksi mogok aktivitas pelaku wisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, sebagai bentuk protes terhadap penerapan tarif baru kunjungan ke Taman Nasional Komodo sebesar Rp3,7 juta.
Abed mengatakan aksi mogok ini mendatangkan kerugian bagi pelaku wisata karena wisatawan yang telah memesan paket wisata ke Taman Nasional Komodo akhirnya harus dibatalkan.
Baca juga: Otoritas TN Komodo pasang larangan memberi makan komodo
Ia mengatakan pihaknya memang kurang setuju dengan cepatnya pemberlakuan kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo. Tetapi di sisi lain juga tidak menyetujui aksi protes dengan cara mogok beraktivitas yang dilakukan para pelaku wisata di Labuan Bajo.
"Aksi ini sebenarnya menyusahkan kita sendiri, menyusahkan wisatawan, pelaku bisnis lain seperti hotel, restoran, transportasi, termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan lain-lain," katanya.
Menurut dia, kondisi ini memang sulit, namun butuh kesabaran dari para pelaku wisata dalam menghadapi kebijakan tarif baru ini.
Abed mendorong agar para pelaku wisata di Labuan Bajo untuk berdialog dengan Gubernur NTT secara langsung untuk membicarakan secara baik.
"Jadi harus dibicarakan baik-baik dan bukan dengan emosi yang tinggi, apalagi anarkis," katanya.
Ia menambahkan jika pendekatan dialog bersama tidak mengubah apa-apa, maka tinggal menunggu saja hasil dari kebijakan tersebut dalam satu bulan ke depan.
"Biarkan waktu yang membuktikan mana yang terbaik. Toh dulu juga sewaktu satwa Komodo belum seterkenal sekarang dan mendapat banyak kunjungan wisatawan juga kita tetap hidup," katanya.